Di akhir riwayat, Nabi SAW menegaskan ulang sebagai berikut: “Andaikan kamu punya utang emas sepenuh bumi, niscaya Allah akan melunasinya darimu.”
Selain riwayat al-Mustaghfiri tersebut, ada juga riwayat lain dari ijazah doa pelunas utang dari Nabi Muhammad SAW kepada Mu’adz bin Jabal ra, dimana disarankan untuk membaca doa:
اَللَّهُمَّ فَارِجَ الْهَمِّ وَكَاشِفَ الْكَرْبِ مُجِيبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّ، رَحْمَنَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَرَحِيْمَهُمَا، اِرْحَمْنِي فِي قَضَاءِ دَيْنِي رَحْمَةً تُغْنِينِي بِهَا عَنْ رَحْمَةِ مَنْ سِوَاكَ
Artinya, “Ya Allah Zat yang membukakan (solusi) keprihatinan, yang membukakan (solusi) kesusahan, yang mengabulkan doa orang yang terdesak, Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang di dunia dan di akhirat, belaskasihilah aku dalam melunasi hutangku, dengan dengan belas kasih yang dengannya aku tidak membutuhkan belas kasih selain dari-Mu.”
Di akhir riwayat Mu’adz kemudian berkata: “Lalu aku terus-menerus membaca doa itu, kemudian lunaslah utangku.”
Itulah doa yang diajarkan Rasulullah SAW agar terlepas dari lilitan utang yang sering kali diikuti rasa ketakutan, kesusahan, kelemahan, kekikiran, dan sebagainya. Di saat yang sama, harus diimbangi dengan ikhtiar agar ada pemasukan yang pasti dan halal. (*)
