“bjb

Santi Ungkap Pengalamannya Tinggal Berdempetan dengan Tumpukan Sampah

Tempat Pembuangan Akhir
Pengangkutan sampah di TPS Taman Cibeunying Kota Bandung. Hal ini akibat penutupan Tempat Pembuangan Akhir Sarimukti yang terbakar beberapa waktu lalu. (Ekitriana/halojabar.com)

HALOJABAR.COM– Kebakaran yang melanda kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA Sarimukti) Kabupaten Bandung Barat, sejak satu bulan yang lalu telah menimbulkan dampak sosial di tengah masyarakat, khususnya bagi warga Kota Bandung.

Akibatnya, sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Bandung terlihat menggunung. Selain risih dan takut dengan dampak buruk bagi kesehatan yang akan ditimbulkan dari kondisi tersebut, ada dampak lainnya yang juga dirasakan.

Salah satunya adalah Santi yang rumahnya berada tepat dipinggir TPS Taman Cibeunying, Kota Bandung, Jawa Barat. Wanita berusia 25 tahun itu mengungkapkan pengalamannya tinggal dekat dengan tumpukan sampah.

BACA JUGAPj Gubernur Jawa Barat Tinjau TPS di Kota Bandung

“Sampah sudah dua Minggu meluber ke jalan. Asalnya masih di pinggir, tapi banyak yang buang malem-malem, kadang sampai jam 1 malam ada yang nurunin sampah,” kata Santi kepada awak media saat melihat proses pengangkutan sampah di TPS Taman Cibeunying, Kota Bandung, Kamis 21 September 2023.

Selama dua minggu Santi mengatakan meski TPS Taman Cibeunying sudah ditutup, namun warga masih banyak yang membuang sampah di sana. Karena hal tersebut penumpukan terjadi, bahkan sampai tumpah ke bahu jalan.

Bahkan ia mengaku kerap melihat pengendara motor yang masih membuang sampah pada tengah malam. Meskipun demikian ia menyadari hal tersebut merupakan hal mendesak.

“Padahal sebelumnya memang udah ditutup. Jadi gak kerasa tiba-tiba udah meluber ke jalan aja gitu. Pas buka warung ih naha (kenapa) udah sampai depan cek akuteh (kata aku tuh), gak tau berapa motor yang nurunin nya,”ungkapnya.

Ditanya bagaimana kondisi kesehatan dirinya dan keluarga, Santi mengaku anaknya sempat mengalami sakit. Ia juga terganggu karena banyak lalat hingga belatung yang masuk kerumahnya.

“Kalau kemarin-kemarin masih oke, cuma seminggu kebelakang sakit. Panas, sekarang batuk pilek, sempat diare juga. Diare cuma dua hari langsung dibawa ke dokter,” kata Santi.

BACA JUGAPemkot Kota Bandung Masih Memaksimalkan TPA Sarimukti

“Tapi tetap khawatir soalnya lalat udah sampai masuk ke rumah, ada belatung juga. Itu dipakein gula dipinggir-pinggir (rumah) jadi gak terlalu masuk gitu, kalo gak dipakein gula (pasir) mah masuk semua belatungnya,” ungkapnya.

Tidak sampai di situ, Santi mengatakan sudah hampir seminggu tak bisa tidur terutama di siang hari. Hal ini disebabkan oleh hawa panas yang diakuinya cukup tinggi.

“Ya sekitar dua mingguan, kalau tidur siang teh rasanya panas sekali. Panasnya kayak ada bara di bawah, dari kasur. Soalnya kalau hari-hari biasa sebelum ada penumpukan ya biasa aja, tidur juga biasa kan ada kipas angin juga cukup,” kata Santi.

Dengan kondisi yang dialami selama hampir dua minggu, Santi mengaku sempat khawatir jika kondisi darurat sampah di Bandung Raya tidak segera teratasi.

“Makanya udah gak tenang. Aduh gimana ini, pengen secepatnya (diangkut). Tapi kan karena emang keadaan disananya (Tempat Pembuangan Akhir Sarimukti) belum bisa terima ya,” kata Santi.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sendiri masih berupaya untuk menangani darurat sampah yang terjadi saat ini. Termasuk pengangkutan sampah di TPS Taman Cibeunying.***

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News