HALOJABAR.COM– Pemerintah Provinsi Jawa Barat sesumbar akan menjalankan program pemilahan sampah dari rumah, minimal organik dan anorganik. Hal tersebut dilakukan guna mengurangi pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti.
Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin menjelaskan pemilihan sampah harus mulai diterapkan oleh setiap warganya. Ini penting untuk menekan volume sampah rumah tangga dari wilayah Bandung Raya.
Terlebih hingga saat ini kebakaran TPA Sarimukti belum sepenuhnya padam terhitung sudah satu bulan lalu. Hal ini berdampak menumpuknya sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) masing-masing daerah.
BACA JUGA: Padam Total, Kini Ritase Pembuangan Sampah ke TPA Sarimukti Semakin Meningkat
“Kita akan masifkan melakukan gerakan dari rumah untuk memilah-memilah sampah, terutama organik. Jadi dari hulunya kita mulai mengurangi sampah,” kata Bey usai rapat pengendalian inflasi daerah (TPID) tingkat provinsi di Aula Gedung Sate, Senin 18 September 2023.
Adapun gerakan pemilahan ini ujar Bey harus dilakukan karena daya tampung TPA Sarimukti pasca kebakaran hebat sejak Sabtu 19 Agustus 2023 berkurang drastis. Hal ini berdasarkan kajian dari para akademisi.
“Sampah dari Bandung Raya tidak bisa semuanya ke sana. Pak Sekda sudah rapat dengan Pemda Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kebandung Bandung Barat dan Kota Cimahi hanya 50 persen yang bisa ke Sarimukti,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, Prima Mayaningtiyas menyebut kondisi kebakaran TPA Sarimukti saat ini sudah 60 persen tertangani. Namun saat ini DLH masih terus berupaya memadamkan api di TPA Sarimukti tersebut.
“Laporan terakhir sudah menyusut, jadi kenapa sulit padam karena di TPA Sarimukti ada sampah sebanyak 2.000 ton per hari, kalau kita hitung berarti sekitar 15 juta kubik yang ada di sana. Penumpukan gas metan juga sangat tinggi,” kata Prima Mayaningtiyas.
Sejatinya api di permukaan sampah sudah tidak ada, namun bara masih ada dari dalam. Dan jika tidak dituntaskan, kemungkinan api akan kembali nyala. Maka dari itu, DLH juga sudah membuat sekat-sekat untuk menghalau penyebaran api.
“Tadi juga kita sudah briefing zona 3 dan 4 akan dilakukan penyisiran titik api. Pagi ini sudah berjalan semua, termasuk quick response dari Kabupaten Bandung juga sudah masuk ke lapangan,” sambung Prima.
Selanjutnya upaya untuk memadamkan api tersebut masih dilakukan dengan metode water bombing. Sebanyak 3.045 liter air disiramkan dari udara.
“Sekarang akan kembali dilakukan water bombing, hari ini akan dilakukan kembali. Penutupan lumpur dibantu BBWS kita juga terus lakukan dibantu oleh kabupaten/kota juga berkontribusi untuk truk yang mengangkut lumpur,” bebernya.***