Musik  

Lewat Delima, Band Alternative Rock Bagegar Representasikan Romantika Pedesaan

Band Rock Alternative Bagegar. (Istimewa)

HALOJABAR – Beribu-ribu lagu dengan lirik percintaan dalam atmosfer urban atau perkotaan. Namun bicara soal lagu yang mengangkat romantika pedesaan, tentu sangat jarang ditemukan.

Band asal Kota Bandung, Bagegar berani menangkap fenomena tersebut lewat single berjudul “Delima”. Karena itu, nomor milik Bagegar yang baru dirilis Mei 2024 ini wajib menambah list lagu para pecinta Rock Alternative.

Adapun Band Bagegar digawangi oleh Rasad (bass/vokal), Ivan (gitar), Thomi (gitar/synthesizer) dan Azhar (drum). Beberapa personil tersebut memang bukan orang baru dalam skena musik indie Kota Bandung.

Thomi misalnya, yang belakangan ini menjadi frontman dalam band Helmproyek. Karena itu, tak heran jika terdengar tipis-tipis elemen industrial pada musik yang ditawarkan Bagegar.

Begitu pula Rasad, Azhar dan Ivan di mana berkali-kali berkerjasama dalam satu project. di antaranya The Bandit dan Poetra Petir.

“Bagegar itu sebenarnya gak ada artinya. Tapi kami menerjemahkan dari suara gemuruh hujan besar saat petir menyambar-nyambar,” ujar Rasad melalui siaran pers.

Menurut dia, personil Bagegar memiliki selera masing-masing soal bermusik, baik itu rock, pop, disko hingga punk. Namun, alternative menjadi benang merahnya yang membuat mereka bersatu.

‘Pergi mengarit kita berdua. Kau pilih gunung yang paling timur dan disetiap siang tiba menggelar karung. Seolah piknik kita selalu’. Mengutip sepenggal lirik dari lagu berjudul “Delima” tersebut, memang identik dengan aktivitas yang dilakukan di pedesaan.

Rasad sebagai pencipta “Delima” memaparkan, bahwa lagu tersebut dia buat terinspirasi dari atlet voli tarkam alias antar kampung.

“Tokoh dalam lagu Delima ini bukan fiksi, memang ada. Ceritanya itu pegunungan wilayah Sumedang,” pungkasnya.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News