HALOJABAR.COM – Selain berwisata ke pantai, gunung dan perkotaan, para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta juga bisa berwisata ziarah.
Yogyakarta terkenal denan beragam destinasi wisata favorit seperti candi, pantai dan pegunungannya yang sangat indah.
Selain itu, ada juga wisata ziarah yang bisa dicoba oleh para wisatawan yang sedang berkunjung ke Yogyakarta untuk meningkatkan spiritual dalam hidupnya.
Perjalanan ziarah dapat memberikan pengalaman spiritual dan refleksi mendalam bagi para peziarah.
Namun, penting untuk menghormati tradisi, etika, dan aturan yang ada di tempat-tempat ziarah yang Anda kunjungi.
Penasaran dimana saja? Berikut empat wisata ziarah di Yogyakarta sebagaimana dikutip dari Akurat.co:
- Makam Syaikh Jumadil Kubro
Salah satu tokoh penting dalam menyebarkan agama Islam pada masa Kerajaan Majapahit di tanah Jawa adalah Syaikh Jumadil Kubro. Beliau dianggap sebagai bapaknya Wali Songo karena Sunan Ampel dan Sunan Giri merupakan cucu dari Syaikh Jumadil Kubro. Sedangkan Sunan Bonang dan Sunan Drajad menganggap Syaikh Jumadil Kubro sebagai buyut dari Syaikh Jumadil Kubro.
Menurut beberapa sumber, Syaikh Jumadil Kubro berasal dari Samarkand, Uzbekistan. Beliau diketahui wafat dan makamkan di Trowulan, Mojokerto. Sedangkan petilasan Syaikh Jumadil Kubro diketahui berada pada beberapa tempat salah satunya di Sleman, Yogyakarta.
Lokasi: Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
- Makam Maulana Maghribi
Maulana Maghribi merupakan salah satu tokoh penyebar Islam di tanah Jawa. Maulana Maghribi juga diyakini sebagai salah satu leluhur Kerajaan Mataram Islam. Akan tetapi banyak yang berpendapat jika makam Maulana Maghribi berada di daerah pantura. Sedangkan di Yogyakarta hanya petilasan dari Maulana Maghribi.
Lokasi: Jalan Parangtritis, Pantai, Parangtritis, Kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakara.
- Makam Sunan Geseng
Menurut beberapa keterangan, Sunan Geseng merupakan salah satu murid dari Sunan Kalijaga. Beliau yang pertama kali menyebarkan agama Islam di daerah Jogotirto yang kemudian berpindah ke Jolosutro.
