Cara Mengatasi Susah Tidur Akibat Overthinking dari Imam Al-Ghazali

Cara Mengatasi Susah Tidur Akibat Overthinking dari Imam Al-Ghazali
Ilustrasi tidur (Pixabay)

HALOJABAR.COM- Terkadang kita mengalami susah tidur karena banyak pikiran – Bagaimana cara mengatasi susah tidur akibat overthinking? Kita bisa mencoba ‘rutinan’ Imam Al-Ghazali yang dilakukan sebelum tidur.

Setidaknya, dengan cara ini dapat mengurangi beban pikiran yang membuat gelisah hingga menyebabkan susah tidur.

Imam Al-Ghazali menulis sebuah refleksi yang bisa kita lakukan sebelum tidur dalam kitab berjudul Bidâyah al-Hidâyah, sebuah kitab yang berisi panduan beretika dalam aktivitas sehari-hari.

Baca Juga: Doa Sholat Tahajud Rasulullah SAW

Selain untuk memperkuat kesadaran kehambaan kepada Allah SWT, refleksi ini juga dapat menghilangkan banyaknya pikiran, atau yang lebih sering disebut overthinking.

Dalam mengatasi susah tidur karena banyak pikiran, Imam Al-Ghazali menyarankan bersuci lebih dulu sebelum tidur. Kemudian bertobat sembari berkomitmen kuat untuk tidak mengulanginya di esok hari, dan juga berkomitmen kuat berbuat baik kepada orang-orang jika masih diizinkan hidup di esok hari.

Baca Juga: Sedang Stress, Sedih dan Galau? Bacalah Doa Ini, Insya Allah Keajaiban di Hati Bakal Terjadi!

Kemudian merenung, bahwa kita di dalam kubur hanya sendiri, tiada yang menemani kecuali amal dan usaha kita. Tidak lupa untuk meniatkan supaya dapat bangun di sepertiga malam untuk melaksanakan qiyamul lail.

Terkait ibadah di sepertiga malam, Imam Al-Ghazali berkata:

فركعتان في جوف الليل كنز من كنوز البر، فاستكثر من كنوزك ليوم فقرك، فلن تغني عنك كنوز الدنيا إذا مت.

“Dua rakaat di penghujung malam adalah harta perbendaharaan kebaikan, maka perbanyaklah harta perbendaharaanmu (shalat malam) untuk hari fakirmu, sebab harta perbendaharaan dunia tidak akan mencukupimu apabila kamu mati”

Selain itu, untuk mengatasi susah tidur karena banyak pikiran, ditambah dengan membaca doa sebelum tidur berikut ini, dikutip dari laman NU Online:

بِاسْمِكَ رَبِّي وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِاسْمِكَ أَرْفَعُهُ، فَاغْفِرْ لِي ذَنْبِي؛ اَللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ، اَللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوْتُ؛ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِيْ شَرٍّ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا، إِنّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ؛ اللهم أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظًّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اِقْضِ عَنِّي الدَّيْنَ، وَأَغْنِنِي مِنَ الْفَقْرِ؛ اللهم أَنْتَ خَلَقْتَ نَفْسِي وَأَنْتَ تَتَوَفَّاهَا، لَكَ مَمَاتُهَا وَمَحْيَاهَا، إِنْ أَمِتَّهَا فَاغْفِرْ لَهَا، وَإِنْ أَحْيَيْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ؛ اللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ؛ اللهم أَيْقِظْنِي فِي أَحَبِّ السَّاعَاتِ إِلَيْكَ، وَاسْتَعْمِلْنِي بِأَحَبِّ الْأَعْمَالِ إِلَيْكَ، لِتُقَرِّبَنِي إِلَيْكَ زُلْفَى، وَتُبْعِدَنِي عَنْ سُخْطِكَ بُعْدًا، أَسْأَلُكَفَتُعْطِيَنِي، وَأَسْتَغْفِرُكَ فَتَغْفِرَ لِي، وَأَدْعُوْكَ فَتَسْتَجِيْبَ لِي

Artinya: “Dengan nama-Mu wahai Tuhanku, kuletakkan punggungku dan dengan nama-Mu pula kuangkat,maka ampunilah dosa-dosaku. Ya Allah, lindungi aku dari siksa-Mu di hari Engkau bangkitkan hamba-hamba-Mu. Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan mati. Aku berlindung pada-Mu dari keburukan segala sesuatu yang memiliki keburukan serta dari kejahatan setiap yang melata. Engkaulah yang menggenggam ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku berada di jalan yang lurus. Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Awal Yang tidak didahului oleh sesuatu, dan Engkau pula Yang Maha Terakhir Yang tidak ada sesuatu sesudah-Mu. Engkau Maha Tampak, tak ada sesuatu pun yang berada di atas-Mu.

Engkau Maha Tersembunyi, tak ada sesuatu pun yang berada di bawah-Mu. Mohon tunaikanlah utangku, juga hilangkanlah kemiskinanku. Ya Allah, Engkau Yang menciptakan diriku dan engkau pula Yang mewafatkannya. Kematian dan kehidupannya ada pada kekuasaan-Mu. Apabila Engkau matikan diriku, maka ampunilah, dan jika engkau hidupkan, maka jagalah sebagaimana engkau menjaga para hamba-Mu yang saleh.

Ya Allah aku meminta pada-Mu pengampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, bangunkan aku di waktu yang paling Engkau cintai. Buatlah aku melakukan perbuatan- perbuatan yang paling Kau senangi sehingga mendekatkan diriku pada-Mu dan menjauhkannya dari murka-Mu. Aku memohon pada- Mu, Engkau pun mengabulkannya, aku meminta ampunan, Engkau pun mengampuninya, dan aku berdoa pada-Mu Engkau pun mengabulkannya.”

Kemudian membaca ayat kursi, ayat آمَنَ الرَّسُوْلُ sampai akhir surat al-Baqarah, surat al-Ikhlas, mu’awidzatain (surat al-Falaq dan an-Nas), dan surat al-Mulk.

Langkah-langkah tersebut merupakan ikhtiar agar kita tidur dalam keadaan mengingat Allah SWT dan suci secara jasmani karena berwudhu. Maka, pikiran negatif yang muncul sebelum tidur akan hilang secara perlahan seiring membiasakan praktik yang telah Imam Al-Ghazali sebutkan.

Banyak pikiran sendiri sering muncul ketika kita memiliki banyak angan-angan. Dengan banyaknya angan-angan yang kita impikan, tidak mustahil banyak kegagalan yang akan kita tuai.

Imam Al-Ghazali menasihati kita supaya tidak memperpanjang angan-angan:

ولا تطول أملك فيثقل عليك عملك

“Jangan panjang angan sehingga membuatmu susah untuk beramal”

Demikian Imam Al-Ghazali memaparkan etika sebelum tidur, yang dapat kita gunakan sebagai cara mengatasi susah tidur akibat terlalu banyak pikiran agar tidur nyenyak, pikiran negatif berkurang, dan tentunya meningkatkan kedekatan spiritual kepada Allah SWT. (*)

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News