Disparbud Minta Pelaku Usaha di KBB Antisipasi Krisis Kebencanaan Sektor Pariwisata

Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), KBB David Oot. Foto/Istimewa

HALOJABAR.COM- Maraknya bencana alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat atau KBB dilhawatirkan berimbas kepada sektor pariwisata.

Bahkan tidak menutup kemungkinan bencana bisa terjadi di lokasi objek wisata mengingat di KBB banyak objek wisata alam terutama di Kawasan Bandung Utara (KBU) yang mencakup Lembang, Parongpong, dan Cisarua.

Baca Juga: Hasil Inventarisasi Disparbud KBB, 15 Objek Wisata di Lembang Masuk Kategori Ramah Anak

“Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja tanpa bisa diprediksi. Oleh karenanya kami meminta pelaku wisata juga tetap waspada terutama di saat musim penghujan seperti sekarang,” kata Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), KBB David Oot, Senin 1 April 2024.

Dia mencontohkan, kawasan Lembang  yang dikenal sebagai daerah tujuan wisata alamnya yang memesona. Namun menyimpan potensi terjadi bencana sehingga krisis kebencanaan ini harus diantisipasi sejak dini.

Tujuannya agar tidak sampai timbul korban jiwa dan materi, karena aspek keamanan yang diterapkan secara disiplin oleh pengelola wisata. Salah satunya, pelaku wisata harus siap,  baik secara teknis maupun non teknis dalam menghadapi krisis terutama dalam mitigasi bencana.

“Pengelola wisata harus memberikan rasa aman dan jaminan kenyamanan yang terbaik agar wisatawan bisa merasa aman dan proses recalling di sektor pariwisata bisa terwujud,” tuturnya.

Diakuinya kapan bencana terjadi tidak ada yang mengetahuinya secara pasti. Namun dari segi mitigasi kebencanaan sektor pariwisata di KBB tetap waspada dengan segala SOP kebencanaannya.

Begitupun dengan keberadaan Sesar Lembang, dirinya mengingatkan keberadaan sesar aktif ini tidak harus membuat takut. Akan tetapi lebih menjadikan tetap waspada dalam mengantisipasi atau meminimalisasi dampaknya.

“Kami juga berkolaborasi bersama instansi terkait dalam mengantisipasi dan sosialisasi tentang kebencanaan khususnya sektor pariwisata,” imbuhnya.

Melalui panduan penilaian kesiagaan kebencanaan untuk sektor pariwisata,  khususnya hotel dan resort, pihak manajemen hotel sudah bisa melakukan penilaian sendiri/self assessment untuk mendapatkan score kerentanan kesiapan dalam menghadapi krisis kebencanaan.

Lebih lanjut dikatakannya, berdasarkan data Disparbud KBB kondisi eksisting industri pariwisata di KBB terdapat 9 hotel bintang, sementara hotel non bintang/vila/ guest house/penginapan jumlahnya mencapai 333, restoran dan rumah makan 468, dan biro perjalanan wisata sebanyak 25.

Baca Juga: Wisata KBB Pulih, Juni dan Desember Jadi Puncak Kunjungan Wisatawan ke Lembang

Sektor pariwisata juga berkontribusi besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Pemkab KBB. Seperti pada tahun 2023, dari pajak hotel menyumbang Rp25 miliar lebih, pajak restoran Rp56 miliar, dan pajak hiburan Rp5 miliar lebih.

“Banyaknya pelaku wisata di sektor hotel dan resort harus diimbangi dengan kesiapan menghadapi bencana. Misalnya sebelum agenda rapat atau pertemuan di hotel, manajemen hotel menyampaikan teknis penyelamatan ketika terjadi bencana misalnya gempa bumi, jalur evakuasi, dan titik kumpul yang aman, sehingga tamu ada panduan ketika bencana terjadi,” pungkasnya.***

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News