HALOJABAR.COM – Setelah mengakhiri kiprahnya di MotoGP, Valentino Rossi tidak memilih untuk bersantai di rumah.
Pembalap yang dijuluki The Doctor itu memilih untuk beralih profesi menjadi pembalap mobil. Baginya, tidak ada kata pensiun yang berarti berdiam diri di rumah.
Rossi kini tengah menjajaki karirnya dalam balap roda empat. Salah satu mimpinya adalah untuk berlaga dalam balapan ketahanan Le Mans 24 Jam.
Pengalamannya dalam balap mobil tidak bisa dianggap enteng. Belum lama ini, Rossi bahkan berhasil meraih podium dalam World Endurance Championship (WEC).
BACA JUGA: Meski Kalahkan Rekor Rossi dan Lorenzo, Vinales Belum Raih Gelar Juara MotoGP
Rossi menjelaskan perbedaan yang dialaminya antara balap motor dan mobil.
“MotoGP sangat mudah. Anda tiba di grid, 40 menit, tiga tikungan pertama sangat penting, lalu melaju hingga akhir. Di sini, Anda punya banyak strategi. Anda harus menghemat ban, mengatur lalu lintas, bersiap untuk mengubah rencana Anda. Ini adalah perbedaan besar dan tantangan besar. Dan dalam banyak sudut pandang, semuanya sama saja. Anda duduk dan mengendalikan kemudi, tapi pengereman, line, pertarungan dengan yang lain sangat mirip. Saya rasa bakat saya di bidang sepeda motor sama persis dengan apa yang saya rasakan saat mengendarai mobil,” ujar Rossi seperti yang dikutip dari Crash.
Keinginan Rossi untuk beralih ke balap mobil sudah terlihat sejak lama, bahkan sebelum karier ikoniknya di MotoGP berakhir. Dia selalu memiliki ambisi untuk menjadi pebalap yang bisa menguasai segalanya.
BACA JUGA: Finis Hampir di Posisi Terakhir, Ini yang Dikatakan Adik Valentino Rossi di MotoGP Qatar 2024
“Saya tahu saya ingin membalap mobil ketika saya selesai dengan motor. Masalah saya adalah saya sudah tua! Saya membutuhkan 10 tahun lebih sedikit! Namun saya mampu meningkat dari tahun ke tahun dan target saya adalah mencapai level mobil GT3. Ini berbeda. Ketika Anda berusia 45 tahun, wajar jika Anda tidak sama dengan saat Anda berusia 25 tahun. Dengan sepeda motor, ini adalah waktu untuk menyelesaikannya tetapi itu sulit,” ungkap Rossi.
