Teks Khutbah Idul Fitri 1445 H: Memaknai Hari Kemenangan Sesungguhnya

Teks Khutbah Idul Fitri
Ilustrasi Idul Fitri (Mohamed-hassan/Pixabay)

HALOJABAR.COM – Berikut ini merupakan teks khutbah Idul Fitri 1445 H yang bisa dibacakan oleh para khatib pada pelaksanaan salat Ied nanti. Teks khutbah Idul Fitri ini akan membahas mengenai “Memaknai Hari Kemenangan Sesungguhnya”.

Idul Fitri seringkali disebut sebagai hari kemenangan. Namun, Idul Fitri yang selalu disebut sebagai hari kemenangan bukan saja karena kita telah melewati satu bulan berpuasa, tetapi karena seharusnya kita telah mencapai kematangan spiritual dan sosial.

Teks Khutbah Idul Fitri 1445 H: Memaknai Hari Kemenangan Sesungguhnya

Melansir dari laman NU Online, berikut ini teks khutbah Idul Fitri 1445 H tentang Ramadhan Momentum Tumbuhkan Jiwa Kepedulian.

Khutbah I

اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ . اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ . اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ ، وَلِلهِ الْحَمْدُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

أَمَّا بَعْدُ، فَيآ أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ رَحِمَكُمْ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ أَيْضًا: وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهِ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jama’ah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah

Alhamdulillah, pada hari ini kita telah merampungkan ibadah rukun Islam yang keempat, yaitu satu bulan berpuasa berikut rangkaian ibadah-ibadah sunah di dalamnya. Lalu, setelah kita meraih momen kemenangan ini, apa yang harus kita perbuat? Apakah berbangga diri dengan pencapaian spiritual yang telah dicapai? Atau merayakannya dengan penuh suka cita? Atau apa?

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News