BNPB Minta Warga Cigombong KBB Waspada Pergerakan Tanah Susulan

PVMBG Pergerakan Tanah Rongga
Masyarakat Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat harus tetap waspadai terhadap potensi bencana pergerakan tanah susulan mengingat saat ini curah hujan sedang tinggi. (Istimewa)

HALOJABAR.COM – Warga Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB), diminta mewaspadai terhadap potensi bencana pergerakan tanah susulan.

Mengingat kontur tanah di wilayah tersebut masih berpotensi terus bergerak, bahkan dengan kecepatan gerakan lebih tinggi dari pergerakan tanah yang terjadi sebelumnya.

“Ini tidak mengarah ke jenis pergerakan tanah rayapan, itu implikasinya ke kecepatan pergerakan tanah yang nanti akan memakan waktu berbulan-bulan,” kata Analis Kebencanaan, Direktorat Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Hafiz Fatah, Sabtu 2 Maret 2024.

Dia menerangkan jenis gerakan tanah di Kampung Cigombong merupakan tipe gerakan tanah rotasional yang memiliki percepatan daya luncur dibanding jenis gerakan tanah rayapan.

BACA JUGA: Bencana Pergerakan Tanah di Rongga KBB, 192 Warga Terdampak Harus Diungsikan

Sedangkan dari hasil pengamatan, bencana ini cenderung ke pergerakan tanah jenis rotasional yang mengarah ke gerakan tanah lebih cepat. Oleh karenanya warga harus waspada karena gerakan tanah bakal makin cepat.

Dikatakannya, jenis pergerakan tanah rotasional memiliki karakteristik gerak cepat dan ditandai dengan adanya mahkota longsor serta rekahan tanah berbentuk huruf U.

Pengamatan di lokasi, dua tanda itu sudah ada di Kampung Cigombong yakni Kompleks SDN 1 Babakan Talang sebagai mahkota dan retakan panjang leter U yang sama-sama berujung di Sungai Cidadap.

BACA JUGA: Demi Keamanan, Warga Korban Pergerakan Tanah di Rongga Siap Direlokasi

“Hasil pengamatan, pergerakan ini adanya mahkota dan bidang rekahan berbentuk huruf U,” sebutnya.

Menurutnya, pergerakan tanah rotasional dipicu oleh beberapa faktor. Mulai dari faktor internal lahan seperti tingkat kemiringan lereng, jenis batuan, struktur geologi, serta adanya bidang gelincir. Sedangkan pemicu eksternal bisa karena curah hujan atau gempa bumi.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News