Perempuan Wajib Tahu, Bahan Kimia Pelurus Rambut Pemicu Risiko Kanker Rahim

Ilustrasi penggunaan peluruh rambut / PIXABAY

HALOJABAR.COM — Pelurus rambut sering digunakan oleh perempuan agar rambutnya terlihat lebih indah.

Taj jarang, selain menggunakan alat pelurus rambut, juga menggunakan campuran bahan kimia.

Bahan kimia yang digunakan produk pelurus rambut disebut sebagai salah satu pemicu terhadap kanker rahim.

Hal ini berdasarkan studi yang dilakukan oleh para ahli yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute.

Wanita yang sering menggunakan produk kimia untuk meluruskan rambut ditemukan memiliki risiko kanker endometrium yang lebih tinggi.

Penulis studi utama sekaligus ahli epidemiologi kanker dari National Institutes of Health Alexandra White mengatakan bahwa penelitian tersebut didasarkan dari studi sebelumnya yang menemukan hubungan antara pewarna rambut dan pelurus rambut dengan kanker payudara dan ovarium.

Studi yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute melibatkan 33.947 peserta berusia 35-74 tahun yang memiliki rahim saat mendaftar. Peserta melaporkan sendiri penggunaan produk pelurus rambut mereka dalam 12 bulan sebelumnya.

Para wanita diikuti selama hampir 11 tahun. Selama periode ini, 378 peserta didiagnosis menderita kanker rahim.

“Kami memperkirakan bahwa 1,64 persen wanita yang tidak pernah menggunakan pelurus rambut akan terkena kanker rahim pada usia 70 tahun; tetapi untuk pengguna yang sering, risiko itu naik hingga 4,05 persen, ” kata Alexandra White, kepala kelompok Epidemiologi Lingkungan dan Kanker NIEHS dan penulis utama studi baru tersebut dilansir BestLife.

Tingkat dua kali lipat ini memprihatinkan. Namun, penting untuk memasukkan informasi ini ke dalam konteks kanker rahim adalah jenis kanker yang relatif jarang terjadi.

Sekitar 60 persen peserta yang dilaporkan menggunakan pelurus pada tahun sebelumnya adalah wanita kulit hitam yang mengidentifikasi dirinya sendiri. Mereka cenderung lebih sering menggunakan produk pelurus rambut dan mulai pada usia dini.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News