Teks Khutbah Jumat 5 Januari 2024: Fikih Pergantian Tahun dan Pedoman Muhasabah

Pixabay/milaoktasafitri

Kita selama ini bekerja, belum tentu mencari karunia Allah. Boleh jadi, yang kita cari adalah sebatas uang, sebatas harta, sebatas dunia. Setelah kita dapatkan itu semua, ternyata kita tidak merasa bahwa itu pemberian Allah. Kita hanya merasa bahwa itu adalah uang kita, harta kita, dunia yang sudah kita upayakan dengan payah.

Para ulama ahli Bahasa Arab menegaskan bahwa kata fadl memiliki makna dasar ziyadah, tambahan atau nilai plus. Ia adalah lawan dari kata naqsh yang artinya kurang. Sedangkan dunia ini selalu memiliki sifat kurang. Jadi, kalau yang kita peroleh baru sebatas dunia saja, itu artinya kita belum mendapatkan fadhl dari Allah. Belum mendapatkan bonus, kelebihan, tambahan dari Allah.

Oleh karena itu, para ahli tafsir mengartikan fadhl adalah pemberian dari Allah yang berupa hidayah dan agama yang benar. Sayyidina Ibnu Abbas mengartikannya dengan al-islam. Imam Ibnu Athiyyah menafsirkannya dengan hidayatullah ila dinihi. Jadi, itulah yang harus kita cari. Sudahkah dengan sekian banyak ayat-ayat duniawi, tanda-tanda kasih sayang Allah yang telah kita terima ini membuat kita bertambah keimanan dan ketakwaan kita?

Maasyiral Muslimin jamaah Jumat rakhimakumullah,

Dengan demikian, di momen pergantian tahun ini, ada dua hal yang perlu kita pastikan. Pertama, kita harus menutup tahun ini dengan penutup yang terbaik. Rasulullah menegaskan kepada kita,

إٍنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيْمِ

Artinya: “Sungguh, [hasil nilai] amal-amal perbuatan itu [ditentukan] oleh akhirnya.”

Supaya hasil nilai tahunan kita ini berubah baik, maka kita harus mengakhirinya dengan hal terbaik. Itulah husnul khatimah dalam konsep mikro. Kita tutup tahun 2023 ini dengan taubat kepada Allah. Kita perbanyak istighfar, kita koreksi seluruh kesalahan, kekurangan, dan kelalaian kita sepanjang tahun ini.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News