Doa Melepas Keberangkatan Jamaah Haji Seusai Ajaran Rasullah SAW

Doa Agar Dijauhkan dari Maksiat dan Tips dari Imam Al-Ghazali untuk Mereka yang Sulit Menghindarinya
Ilustrasi berdoa/PIXABAY

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Entrepreneur Purwakarta, KH Ahmad Syafii Mufid ibadah haji ‘spesial’ sebab selain membutuhkan kemauan seperti halnya ibadah lain,  juga memerlukan sejumlah kesiapan termasuk fisik, finansial dan perbekalan yang cukup.

KH Ahmad Syafii menjelaskan bahwa kekhususan ibadah haji ini secara tersirat sudah ditekankan dalam Al-Qur’an dengan kata man istatho’a atau ‘jika mampu’. Sehingga, ibadah ini hanya ‘wajib dilaksanakan bagi mereka yang mampu’.

Kata ‘mampu’ di dalam persyaratan ibadah haji ini, di antaranya merujuk pada kemampuan fisik, mental dan kemampuan finansial. Selain itu, diperlukan niat dan usaha yang sungguh-sungguh untuk melakukan ibadah haji.

Karena menurutnya, seseorang yang memiliki uang banyak belum tentu dia itu rela mengeluarkan uang untuk berangkat haji. Demikian pula, seseorang yang sehat juga belum tentu dia mau meluangkan waktunya untuk beribadah haji karena sayang waktunya kalau nggak digunakan untuk bisnis dan seterusnya.

“Maka dari itu usaha yang sungguh-sungguh yang semacam itu bisa kita masukkan dalam kategori jihad untuk melawan hawa nafsu sejak berniat menggunakan pakaian ihram. Secara singkat ibadah haji itu memiliki makna jihad bagi para pelakunya, dia berangkat menunaikan ibadah haji itu berjihad untuk melawan hawa nafsunya yang mana mau mengeluarkan uangnya, mau menggunakan waktunya untuk ibadah haji. Nah itu jihad,” kata KH Ahmad Syafii di Jakarta.

Ibadah Haji juga memiliki makna persatuan antaraumat Islam yang dalam. Sebab dalam perjalanannya, seluruh umat Islam dari berbagai wilayah di atas muka bumi berkumpul di kota Makkah untuk menunaikan ibadah haji ini.

“Seumur hidup sekali, orang datang dari berbagai macam penjuru dunia, dari berbagai macam etnis dan ras, serta berbagai macam mazhab ke suatu tempat untuk melakukan ibadah haji. Di sana terjadi apa yang disebut ‘Muktamar Muslimin’ dari seluruh dunia, dalam rangka membangun kebersamaan,” terangnya Maka dari itu, lanjutnya, seharusnya, ibadah haji melahirkan rasa keharmonisan, perdamaian dan persatuan antarumat Islam, antarumat manusia dan terutama antarsesama anak bangsa.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News