Namun, Rasulullah SAW menegaskan bahwa Tuhan tidak buta sebelah, sebagaimana Dajjal. Suatu hari, Rasulullah SAW pernah menyampaikan pidato di hadapan para sahabatnya secara panjang mengenai Dajjal.
Merujuk Hayatush Shahabah (Syekh Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi, 2019), Nabi Muhammad SAW mengawalinya dengan mengatakan setiap nabi yang diutus Allah SWT pasti mengingatkan kaumnya terhadap Dajjal, termasuk dirinya sebagai nabi terakhir.
“Dajjal pasti akan muncul di tengah kalian,” Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW mengatakan bahwa, ia akan menjadi pelindung bagi setiap Muslim manakala Dajjal muncul pada zamannya. Namun, jika Dajjal datang setelah Rasulullah SAW wafat maka setiap Muslim menjadi pelindung atas dirinya sendiri dan Allah SWT akan menggantikan Nabi untuk melindungi umatnya.
Wilayah Kemunculan Dajjal
Rasulullah SAW kemudian menjelaskan perihal wilayah kemunculan Dajjal yang akan datang dari suatu wilayah yang sepi antara Syam (Suriah, kini) dan Irak. Lalu dia membuat keonaran dimana-mana, di seluruh penjuru dunia.
“Dajjal akan mulai muncul dan berkata, ‘Aku adalah nabi’, padahal tidak ada lagi nabi sesudahku. Lalu ia mengulanginya, sampai akhir berkata, `Aku adalah Tuhanmu`, padahal kalian tidak melihat Tuhan kalian sebelum mati,” jelas Rasulullah SAW.
Kata Kafir di antara Kedua Bola Matanya
Selain ciri-ciri fisik tersebut, Rasulullah juga mengungkapkan ciri Dajjal yang lainnya adalah ada kata ‘kafir’ di antara kedua bola matanya.
Semua orang yang beriman bisa membaca kata di jidat Dajjal itu, karenanya Rasulullah memerintahkan umatnya yang menjumpai Dajjal agar meludahi wajahnya dan membacakan awal-awal Surat Al-Kahfi.
Dajjal dijelaskan sebagai ‘seorang yang sakti.’ Dia akan menguasai umat manusia, bisa menghidupkan manusia setelah membunuhnya. Tapi, Dajjal tidak bisa melakukan lebih dari pada itu dan juga tidak bisa menguasai manusia lainnya.
