HALOJABAR.COM – Cairan rem, sering disebut sebagai minyak rem oleh masyarakat umum, sebenarnya lebih tepat disebut sebagai cairan rem. Namun, perlu dicatat bahwa cairan ini dapat bercampur dengan air, bukan minyak.
Cairan rem seperti DOT 3, DOT 4, dan sejenisnya memiliki sifat higroskopis, yang berarti mereka dapat menyerap air dari lingkungan sekitarnya melalui absorbsi atau adsorpsi. Ini membuat cairan rem mampu menyerap air, sedangkan minyak tidak dapat bercampur dengan air.
Lalu, apa perbedaan antara DOT 3 dan DOT 4? Menurut thevehiclelab.com, keduanya memiliki bahan dasar yang sama dengan sifat higroskopis, tetapi dua hal yang membedakannya adalah komposisi kimianya dan titik didihnya.
Penting untuk diingat bahwa tidak selalu DOT 4 akan berfungsi dengan baik jika digunakan pada mobil atau kendaraan yang direkomendasikan untuk menggunakan DOT 3. Penggunaan cairan yang tidak sesuai standar dapat merusak komponen rem.
Cairan rem DOT 4 mengandung campuran kimia yang meningkatkan titik didihnya, mencapai 255°C, sementara DOT 3 memiliki titik didih tertinggi sekitar 245°C.
Contohnya, jika mobil Anda menggunakan cairan rem DOT 3 dan, karena beberapa alasan seperti terkena air hujan atau melalui genangan air, cairan rem tersebut tercampur dengan air sebesar 3%, maka titik didihnya dapat turun drastis menjadi 145°C dari 255°C. Ini berarti cairan rem akan lebih cepat mendidih.
Mendidihnya air menghasilkan uap, dan uap tersebut membentuk gelembung udara. Pada sistem pengereman, adanya gelembung ini sangat berbahaya karena mengurangi kemampuan cairan rem untuk menyalurkan tekanan yang mendorong kampas rem.
Sistem pengereman sangat tergantung pada kemampuan cairan rem untuk menekan kampas rem, dan jika cairan tidak diganti dalam jangka waktu tertentu, dapat menyebabkan gejala rem blong.
