Pelaksanaan Nataru di Jabar, Ridwan Kamil Pastikan Kondusif

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

BANDUNG, HALOJABAR- COM – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memastikan perayaan natal dan tahun baru di wilayah Jabar akan berjalan kondusif. Ia juga mempersilahkan umat kristiani melaksanakan ibadah dengan nyaman.

Polisi sudah menyiapkan personel untuk menjalankan Operasi Lilin Lodaya 2021 selama 10 hari dimulai tanggal 23 Desember hingga 2 Januari 2022 sesuai arahan Kapolri.

“Melihat situasi laporan dari intelijen, laporan dari kemasyarakatan, laporan dari semua pihak, Insya Allah yang disampaikan Jawa Barat sedang sangat kondusif, sehingga dipersilahkan warga Kristiani melaksanakan Natal dengan aman dan tenang, dijamin 1.000 persen keamanannya oleh negara.” ungkap Ridwan Kamil.

Namun demikian, lanjut Kang Emil, dalam situasi pandemi yang belum berakhir dan ancaman varian baru COVID-19, omicron, masyarakat diimbau tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes), di antaranya melaksanakan ibadah secara hibrid dan menaati pembatasan kapasitas tempat ibadah hingga maksimal 50 persen sesuai surat edaran Menteri Agama Republik Indonesia (RI).

“Mudah-mudahan ini dipahami, dipatuhi tanpa mengurangi kekhidmatan kita dan mereka yang sedang beribadah,” imbuhnya.

Di luar perayaan Natal, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu memprediksi akan ada pergerakan masyarakat, khususnya menjelang tahun baru. Oleh karenanya, pihaknya bakal menyiagakan pasukan keamanan di berbagai titik strategis untuk memastikan masyarakat benar-benar menaati prokes.

Baca juga: Hadapi Perayaan Nataru, Jabar Gelar Operasi Lilin Lodaya hingga 2 Januari 2022

“Kemudian juga dikombinasikan dengan random antigen untuk memastikan yang berpergian itu aman, kemudian juga ada vaksinasi yang sifatnya situasional dilakukan,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Kang Emil kembali menegaskan bahwa pihaknya melarang perayaan Natal di ruang-ruang publik. Karenanya, seluruh ruang publik seperti alun-alun akan ditutup sementara untuk menekan potensi kerumunan.

“Kita juga akan mengetatkan (keamanan) di pusat-pusat wisata untuk memastikan aplikasi Pedulilindungi benar-benar digunakan sebagai dasar untuk menyeleksi orang-orang yang punya potensi copid bisa di-screening melalui aplikasi tersebut, juga karena sudah melakukan vaksin kurang lebih dua kali,” terangnya.

Terakhir, Kang Emil pun menyampaikan berita baik bahwa capaian vaksinasi di Jabar sudah melampau target pemerintah 70 persen di akhir tahun ini. Per hari ini, kata Kang Emil, capaian vaksinasi di Jabar sufah mencapai hampir 72 persen.

“Sehingga diharapkan mungkin di akhir tahun ini kemungkinan bisa di angka 74 (persen), mudah-mudahan bisa 75 dengan kecepatan per 3 hari kurang lebih naik 1 persen,” sebutnya.

Menurut Kang Emil, capaian vaksinasi di Jabar tak lepas dari kerja keras dari semua pihak, baik TNI maupun Polri. Pihaknya pun terus mendorong sejumlah kabupaten/kota di Jabar untuk menggenjot capaian vaksinasi, agak kekhawatiran terhadap penularan omicron bisa ditekan.

“insya Allah dengan vaksin yang tinggi, kekhawatiran omicron yang sudah ada 5 kasus di nasional ini tidak tembus ke penularan lokal karena sekarang 5 kasus ini adalah rata-rata yang datang dari luar negeri. Jadi belum ditemukan di Jawa Barat kasus omicron karena kemarin saja kasus yang dilaporkan kurang lebih hanya sekitar 17 kasus masih sangat sedikit dan semua masih delta, kira-kira itu,” tandasnya.

Sementara itu, Kapolda Jabar, Irjen Pol Suntana menyatakan, semua titik di wilayah Jabar memiliki potensi kerawanan. Selain sebagai jalur perlintasan, Jabar juga memiliki banyak destinasi wisata, termasuk potensi ancaman terorisme.

“Pada prinsipnya semua titik itu mendapat perhatian penuh dari kita bersama teman TNI dan instansi terkait. Semua dapat porsi sama,” tegasnya.

Suntana menyatakan, sesuai intruksi dari Kapolri, pihaknya tidak akan melakukan penyekatan maupun penutupan jalan selama perayaan Nataru. Dalam kondisi situasional, kata Suntana, pihaknya hanya akan melakukan pengalihan arus jika lalu lintas padat.

“Seperti tahun lalu kita akan melihat jam per jam dinamika lalu lintas di Puncak. Kalau nanti jam 6 sore tanggal 31 malam begitu padat di Puncak, arus yang akan ke Puncak kita akan alihkan ke jalur Ciawi atau jalur lewat dari Cileungsi yang akan menunju Bandung. Jadi kita akan laksanakan pengalihan. Tidak ditutup, tapi dialihkan ke jalur yang lain ya,” katanya. (hn)

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News