HALOJABAR.COM – Pemkab Bandung Barat meminta kepada para peternak sapi untuk tidak membuang kotoran hewan (kohe) ke sungai yang bisa mencemari lingkungan.
Pasalnya hingga kini permasalahan kohe dari sapi milik peternak khususnya di kawasan Lembang dan sekitar, belum terpecahkan secara tuntas, dan masih banyak yang dibuang ke aliran Sungai Cikapundung.
“Kami mengimbau ke peternak untuk dapat mengelola kotoran hewan, tidak membuang ke sungai, dan dapat menjualnya melalui Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam bentuk pupuk organik,” kata Pj Bupati Bandung Barat Arsan Latif di acara Rapat Anggota Tahunan KUD Puspa Mekar, Kecamatan Parongpong, belum lama ini.
Dirinya akan mengajak para petani dan PNS KBB untuk menggunakan pupuk organik dan produksi lokal dengan membelinya di UMKM. Sebab kohe dari sapi bisa diolah menjadi pupuk organik dan memiliki nilai tambah secara ekonomis.
BACA JUGA: Bio Digester Pengolah Kotoran Sapi Berkapasitas 500 Kg per Hari Dibangun di Lembang
Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah agar kohe tidak langsung dibuang ke sungai. Salah satunya dengan program biogas dan pupuk organik. Peternak harus berupaya menjaga lingkungan, salah satunya dengan membuat biogas.
“Melalui teknologi pengolahan itu maka limbah kotoran sapi tidak akan dibuang dimana saja,” sambungnya.
Dia juga mengatakan, untuk menghasilkan ternak sapi yang berkualitas tinggi, maka harus digunakan straw yang berkualitas pula. Termasuk menggandeng industri persusuan di KBB seperti Ultrajaya untuk menyerap hasil produksi susu peternak dengan harga bersaing.
Produksi susu di KBB memegang peranan penting baik secara nasional maupun regional Jawa Barat. Populasi sapi perah di Bandung Barat saat ini sekitar 25.000 ekor, adalah peternak di wilayah utara Kabupaten Bandung Barat.
