Teks Khutbah Jumat 26 Januari 2024: 4 Sikap Hadapi Beda Pendapat dalam Beragama

Ilustrasi toleransi dalam perbedaan beragama (Pixabay/Public Domain Pictures)

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah, Seringkali perbedaan pendapat memicu pertengkaran dan konflik. Padahal perbedaan pendapat dalam Islam adalah keniscayaan. Dari dahulu sampai sekarang ada ragam pendapat dalam Islam. Sehingga perlu kedewasaan berpikir dan bijak dalam melihat varian pendapat ulama yang kita baca atau saksikan di mimbar ceramah ataupun di media sosial.

Perbedaan itu adalah sebuah keniscayaan yang tak dapat kita hindari, mulai dari perbedaan warna kulit, bahasa, bangsa, jenis kelamin, dan termasuk juga perbedaan pendapat atau pemikiran. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surah ar-Rum ayat 22:

وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِين ad

Artinya: “Di Antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang yang mengetahui.”

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Fakta yang kita saksikan, paling tidak di media sosial, justru berbanding terbalik dengan keniscayaan dalam perbedaan itu sendiri. Perbedaan pendapat justru membuat orang acapkali saling mencaci, menyesatkan, bahkan mengafirkan. Kata-kata kasar pun dikeluarkan untuk menunjukkan ketidaksetujuan terhadap pendapat yang dilontarkan orang lain yang berbeda. Padahal berkata kasar dalam Islam sangat dilarang. Apalagi bila kata kasar itu menyakiti hati orang lain.

Rasulullah bersabda:

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

Artinya: “Muslim adalah orang yang mampu menjaga lisan dan tangannya dari menyakiti orang lain” (HR: Bukhari)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Paling tidak ada 4 sikap yang harus kita miliki dalam menanggapi perbedaan pendapat, dalam masalah agama ataupun masalah lainnya.

Pertama, sebelum kita merasa paling benar sendiri atas pendapat yang kita yakini, alangkah lebih baiknya kita memperluas literasi dan bacaan kita terlebih dahulu. Ibnul Qayyim al-Jauziyah mengatakan: “Orang yang berwawasan luas itu cenderung sedikit sekali menyalah-nyalahkan orang lain.”
Baru mengerti satu ayat, satu hadits, lantas kita mudah menyalahkan orang lain, yang bahkan belajar agamanya sudah lebih lama dari kita.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News