Ternyata Ini Asal Usul Tradisi Ngabuburit dan Maknanya

Ilustrasi ngabuburit. (Foto: Humas Pemkot Bandung)

HALOJABAR.COM – Ngabuburit atau mengabuburit adalah kegiatan menunggu azan magrib pada waktu bulan Ramadan. Umumnya dilakukan satu hingga tiga jam sebelum berbuka puasa.

Kegiatan ngabuburit dilakukan dalam banyak bentuk, seperti jalan-jalan, bermain, bercengkerama, mencari takjil gratis, mendatangi pasar kuliner atau hanya sekadar menghabiskan waktu di taman.

Selain itu, kegiatan ngabuburit juga dapat berupa kegiatan keagamaan seperti mendengarkan ceramah dan mengaji.

Dalam bahasa Minang istilah ngabuburit dikenal dengan malengah puaso, yang berarti melakukan kegiatan untuk mengalihkan rasa haus dan lapar karena berpuasa.

Sedangkan dalam bahasa Banjar, istilah ini dikenal juga dengan basambang, yang berarti jalan-jalan saat waktu senja.

Adapun, dalam bahasa Madura, ngabuburit dikenal dengan istilah nyarè malem (mencari malam) atau nyarè bhuka’an (mencari takjil; bukaan), di mana orang yang berpuasa melakukan berbagai cara dalam menanti azan magrib.

Asal Usul Ngabuburit

Seperti dilansir dari berbagai sumber, ngabuburit adalah campuran kata dalam bahasa Sunda dari ngalantung ngadagoan burit, yang artinya bersantai-santai sambil menunggu waktu sore. Kata dasarnya, burit, berarti sore hari.

Lalu, waktu ini biasanya antara usai salat asar hingga sebelum matahari terbenam. Akan tetapi, menurut sumber lainnya, ngabuburit berasal dari kata burit saja yang mendapatkan imbuhan dan pengulangan suku kata pertama.

Beberapa contoh kata bahasa Sunda lainnya yang memiliki unsur morfologis serupa, yakni ngabeubeurang (menunggu siang hari), ngabebetah (nyaman) dan ngadeudeket (dekat).***

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News