160 Orang Korban Bencana Alam di Cipongkor KBB Masih Tinggal di Pengungsian

korban bencana cipongkor kbb
Warga pengungsi korban bencana tanah longsor dan banjir bandang di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, KBB, yang tinggal di tenda pengungsian saat ini sudah berkurang. (Adi Haryanto/HALOJABAR.COM)

HALOJABAR.COM – Jumlah warga korban bencana tanah longsor dan banjir bandang di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang tinggal di tenda pengungsian mulai berkurang.

Sebagian warga sudah ada yang kembali pulang ke rumahnya masing-masing, khususnya bagi warga yang rumah masih aman dan tidak terlalu terdampak dari bencana alam tersebut.

“Jumlah warga yang masih mengungsi tinggal sekitar 160 jiwa atau 50 KK karena sebagian besar sudah pulang ke rumahnya masing-masing,” kata Camat Cipongkor, KBB, Rega Wiguna, Selasa 23 April 2024.

Rega menyebutkan, pada saat awal-awal terjadi bencana warga yang mengungsi jumlahnya mencapai ratusan kepala keluarga. Jumlah itu bercampur dengan warga yang rumahnya terkena banjir bandang yang khawatir terjadi apa-apa, sehingga ikut mengungsi.

BACA JUGA: Tanggap Darurat Bencana Longsor di Cipongkor KBB Segera Berakhir, Masih Perlu Penanganan Lanjutan

Sekarang warga pengungsi yang tersisa memang rumahnya berada di zona bahaya longsor. Namun meski masih bertahan di lokasi pengungsian, tapi pada siang hingga sore beraktivitas di luar dan baru kembali ke lokasi pengungsian menjelang malam.

“Mereka yang tinggal di pengungsian seharian paling yang sudah berusia lanjut dan anak-anak,” sebutnya.

Disinggung soal rencana relokasi saat ini Pemkab KBB masih terus mencari lahan yang bisa ditempati warga korban terdampak bencana. Saat ini baru ada satu titik lahan yang secara kasat mata bisa digunakan sebagai tempat tinggal baru bagi warga yang direlokasi.

Dikatakannya, status lahan itu milik warga Cibenda dimana luasnya mencapai sekitar 6.000 meter persegi. Berjarak sekitar 1,2 kilometer dari lokasi bencana sehingga cukup jauh dan terhalang oleh aliran sungai. Pemilik lahan sudah lama akan menjualnya, namun sampai sekarang belum laku.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News