HALOJABAR.COM – Semua orang tahu bahwa ayam yang sering kita lihat atau konsumsi sehari-hari adalah salah satu unggas yang memilik sayap, tetapi tidak bisa terbang.
Namun, tahukah kalian bahwa ternyata ayam pada zaman dahula termasuk kepada unggas yang bisa terbang?
Pasti kalian juga tercengang dengan kenyataan ini, kita kaji dan bercerita lewat salah satu kebudayaan lisan (Folklore) Jawa Barat, yaitu sasakala atau asal-usul.
Oleh sebab itu, yang akan kita ceritakan sekarang adalah sasakala hayam teu bisa ngapung atau asal-usul ayam gak bisa terbang.
Zaman dahulu, ayam yang begitu gagah karena memliki segalanya, badan yang tegak, cakar yang tajam dan paruh yang kuat, serta sayap yang bisa membuat dia terbang ke segala lini untuk berburu dan bertarung dengan burung-burung lain.
Karena kesempunaanya ini, membuat dia lupa daratan, anggkuh dan zumawa. Sehingga membuat burung-burung lain juga membencinya.
Suatu hari, sangking ayam merasa paling kuat dan tidak tertandingi, ayam lantas menantang dewa untuk bertarung.
Kabar ini sudah sampai ke kayangan, dan di respon dengan sanga baik oleh dewa. Lalu dewa memberi syarat kepada ayam, jika ayam hendak ingin bertarung bersama dewa, kalahkan dulu burung pipit dalam terbang. Sontak persyaratan dari dewa ini membuat ayam tertawa terbahak-bahak, dan ayam mun menyetujuinya.
keesokan harinya, perlobaan terbang dilaksanakan, seperti biasa ayam datang terlambat dan seenaknya, setelah peluit ditiup menandakan pertandingan di mulai ayam malah diam, dan dengan gaya senga berkata “silahkan saja duluan burung pipit, setengah jam nanti juga akan aku susul dengan mudahnya, hahaha”.
Sorak kebencian dari para penontonpun tersalurkan pada ayam.
Setelah setengah jam, akhirnya ayam akan bersiap- siap untuk terbang menyusul pipit. ketika mengepakan sayapnya ayam malah terjatuh, terus mencoba dan terus terjatuh.
