HALOJABAR.COM- Dua korban yang tertimbun bencana tanah longsor di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat atau KBB, hingga saat ini belum ditemukan. Mereka masing-masing bernama Encep (69) dan Opin (45).
“Tim Disaster Victim Identification Polda Jabar telah menerima laporan orang hilang sebanyak 10 orang. Ada 8 yang sudah ditemukan dan 2 masih belum, atas nama Encep dan Opin,” kata Kepala Biddokes Polda Jabar, Nariyana melalui keterangan resminya, Selasa 2 April 2024.
Baca Juga: Pemkab KBB Tetapkan Tanggap Darurat Bencana Longsor di Cipongkor, PMI Siapkan Disinfektan
Dikatakannya, untuk 8 orang korban longsor yang berhasil ditemukan telah teridentifikasi. Mereka ditemukan oleh Tim SAR gabungan selama 7 hari proses operasi SAR berlangsung di lokasi pencarian yang dibagi ke dalam tiga titik worksite.
Tujuh dari delapan jenazah korban itu ditemukan di area longsor di Kampung Gintung. Mereka berhasil ditemukan dengan metode penyemprotan air ke tiga titik worksite yang sebelumnya dipetakan tim SAR gabungan.
Sementara satu orang korban atas nama Aji ditemukan di aliran sungai Citarum dengan perkiraan jarak sejauh 15 kilometer dari titik longsor. Dia diduga tergerus material longsor dan terbawa hanyut arus deras banjir bandang yang juga terjadi saat itu.
“Jenazah cocok dengan data dan teridentifikasi sebagai Aji, laki-laki usia 2 tahun alamat Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor. Jenazahnya terindentifikasi berdasarkan pemeriksaan oleh lab DNA Pusdokkes mabes Polri,” terangnya.
Sementara 7 orang korban yang terungkap sebelumnya berhasil teridentifikasi melalui catatan medis dan dicocokkan dengan properti yang mereka pakai sesaat sebelum kejadian.
Baca Juga: Tiga Warga Belum Ditemukan, Area Pencarian Korban Longsor di Cipongkor KBB Diperluas
Mereka adalah Nurlatifah (8), Sulastri (20), Diki Saputra (4), Aam (50), Dadi (58), dan Nurul Khofifah alias Syifa (8) teridentifikasi melalui catatan medis dan properti yang mereka kenakan.
“Untuk korban atas nama Nabila (5) terindentifikasi berdasarkan catatan medis gigi dan properti, dan Eras (50) terindentifikasi berdasarkan sidik jari dan catatan medis,” pungkasnya.***
