HALOJABAR.COM- Haji Wada adalah haji pertama dan terakhir Nabi Muhammad SAW. Peristiwa itu tidak hanya menjadi pertanda disyariatkannya ibadah haji bagi umat Muslim, tetapi juga pertanda usia Rasulullah tidak lama lagi.
Perjuangan dakwah selama kurang lebih 23 tahun, Nabi Muhammad menjalankan misi risalahnya mengajak umat manusia untuk memeluk agama Islam.
Setelah 23 tahun perjuangan dakwah, tepatnya hari Sabtu, 4 hari sebelum habisnya bulan Dzulqa’dah tahun 11 H, Rasulullah SAW bersama umat Muslim bertolak ke Madinah untuk menunaikan ibadah haji.
Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Haji Wada.
Kata Wada’ sendiri berarti perpisahan karena tidak lama setelah itu Nabi Muhammad SAW wafat. Para sejarawan begitu detail menulis catatan-catatan peristiwa Haji Wada’.
Mulai saat Nabi Muhammad SAW mempersiapkan keberangkatan, manasik per manasik hingga kembali lagi ke Madinah. Rasulullah memasuki kota Makkah pada hari Senin, 4 Dzulqa’dah tahun 10 H dengan menghabiskan perjalanan selama 8 hari.
Waktu tempuh perjalanan yang lebih lama dari biasanya ini menggambarkan betapa Rasulullah menikmati proses ibadah tersebut. Mengingat ini adalah momen haji pertama dan terakhir baginya sebagaimana dituturkan sebagian sejarawan.
Baca Juga: 4 Sifat Wajib, Mustahil dan juga Jaiz bagi Rasul dalam Islam
Arti kata Wada secara bahasa adalah arti perpisahan karena tidak lama setelah itu, Rasulullah SAW tutup usia. Selain Haji Wada, dinamai juga Haji Balagh sebab Nabi menyampaikan syariat haji dengan perkataan dan perbuatan (praktek manasik). Kata ‘Balagh’ sendiri berarti penyampaian.
Jumlah jamaah yang ikut bersama Rasulullah saat itu mencapai 100.000. Sementara Musthafa as-Siba’i (w. 1964 M) mengatakan 114.000, selisih 14.000 dari perhitungan An-Nadawi. Tetapi, penting dicatat, perbedaan jumlah seperti itu wajar terjadi dalam data sejarah.
