HALOJABAR.COM – Harga beras di sejumlah pasar tradisional yang ada di KBB (Kabupaten Bandung Barat) hingga saat ini masih tinggi. Sementara di pasar-pasar modern seperti minimarket dan supermarket ketersediaannya cukup terbatas.
Untuk mengatasi hal itu Pemkab KBB terus berkoordinasi dengan Bulog agar menyalurkan beras ke KBB karena ada kelangkaan di sejumlah wilayah.
Berdasarkan pantauan di Pasar Tagog Padalarang, untuk harga beras oplosan Cianjur-Ngamprah Rp13.000 per kilogram, beras medium Rp14.000 per kilogram dan beras premium Rp16.000 per kilogram.
Pedagang beras Ujang (63) mengatakan, hingga sekarang harga beras di pasaran masih tinggi. Setelah sempat naik beberapa waktu lalu, belum ada tanda-tanda harganya akan kembali turun seperti semula. Untuk itu, dirinya tidak berani menyetok beras dalam jumlah banyak.
BACA JUGA: Harga Beras di KBB Terus Naik, Pedagang Mengeluh Sepi Pembeli
“Memang harga masih tinggi, terus stok juga sedikit. Paling nanti kalau udah mau abis saya minta dikirim ke distributor, itupun kalau ada barangnya,” tuturnya, Rabu 14 Februari 2024.
Terkait kondisi tersebut Pemkab KBB berupaya untuk menurunkan harga beras yang masih mahal. Salah satunya dengan memasok Beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) ke para pedagang.
Pj Bupati Bandung Barat, Arsan Latif mengatakan, terus berkoordinasi dengan Bulog agar Pemkab KBB bisa mendapatkan pasokan kebutuhan beras. “Nantinya kita beli beras SPHP ke Bulog agar bisa memberikan harga yang murah ke masyarakat,” ucapnya.
BACA JUGA: 370 Ton Beras Bantuan CPC Tahap Satu Dikucurkan kepada Warga Cimahi
Dikatakannya, setiap pekan setidaknya Pemkab KBB terus menambah stok beras SPHP di pasaran sebanyak 200 ton dari Bulog. Harga jual nantinya dari pedagang itu bisa Rp10.900 per kilogram dan dengan harga itu pedagang sudah mendapatkan untung.
