HALOJABAR.COM – Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebabkan 12 warga Kabupaten Bandung Barat (KBB) meninggal dunia sejak awal Januari hingga April 2024.
Data yang dilansir dari situs Detik Jabar menunjukkan bahwa angka kematian akibat DBD di KBB mengalami peningkatan signifikan dalam kurun waktu tersebut. Hingga pertengahan Maret, hanya ada sembilan kasus kematian akibat DBD, namun dalam rentang waktu satu bulan saja, terjadi penambahan tiga kasus kematian.
“Sejak Januari sampai April ini, yang meninggal sudah mencapai 12 orang akibat DBD,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan KBB, Nurul Rasyihan.
BACA JUGA: Angka Kematian Akibat DBD di KBB Naik, Tiga Kecamatan Mendominasi
Selain itu, jumlah kasus DBD juga mencapai angka yang cukup mengkhawatirkan, dengan total 1.577 kasus sejak awal tahun hingga April. Terdapat penambahan sekitar 537 kasus hanya dalam waktu sebulan.
“Peningkatan kasus DBD ini terjadi di beberapa wilayah, terutama di Kecamatan Cililin dengan jumlah 274 kasus, diikuti oleh Lembang dengan 239 kasus, dan Cipongkor dengan 120 kasus,” tambah Nurul.
Faktor-faktor seperti pola hidup masyarakat dan kebersihan lingkungan, serta kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab utama lonjakan kasus DBD.
“Nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak dengan cepat karena faktor cuaca yang tidak menentu, dari musim penghujan hingga kemudian teriknya matahari,” jelas Nurul.
BACA JUGA: Cara Mudah untuk Menaikan Trombosit pada Anak yang Terkena DBD
Untuk mengatasi masalah ini, Nurul menekankan pentingnya masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan upaya pencegahan dengan 3M (menguras, mengubur, dan menutup) tempat perkembangbiakan nyamuk.
“Walaupun fogging dianggap sebagai cara efektif untuk membunuh nyamuk, namun perlu diingat bahwa itu hanya efektif untuk nyamuk dewasa. Oleh karena itu, pencegahan dengan 3M sangat penting untuk mencegah perkembangbiakan jentik nyamuk,” tambahnya.
