Ini Alasan Mengapa Mudik Naik Motor Bersama Anak tidak Disarankan

perlengkapan mudik motor
Ilustrasi. (Kemenhub)

HALOJABAR.COM – Setiap tahun, tradisi mudik Lebaran menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh banyak orang di Indonesia pulang ke kampung halaman dengan menggunakan kendaraan pribadi, baik naik sepeda motor dan mengendarai mobil hingga moda transportasi massal.

Namun, terlepas dari kegembiraan itu, penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan dengan bijak apakah membawa anak di bawah usia tiga tahun dalam perjalanan mudik Lebaran naik sepeda motor adalah pilihan yang aman.

Meskipun tidak ada larangan khusus, ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan dengan serius. Berikut beberapa alasan mengapa mudik naik motor sambil membawa anak tidak disarankan:

BACA JUGA: 5 Motor Matic yang Nyaman Digunakan untuk Touring Jarak Jauh dan Mudik Lebaran

1. Rentan Terjatuh

Anak-anak di bawah usia dua tahun masih dalam tahap perkembangan motorik, sehingga kemampuan cengkeraman jari-jari mereka belum sepenuhnya kuat. Saat dibawa naik motor, mereka mungkin tidak memiliki pegangan yang cukup kuat untuk menahan goncangan atau pergerakan kendaraan.

Bahkan jika mereka dipangku atau menggunakan ikat pinggang motor, pertanyaannya adalah apakah posisi mereka nyaman dan apakah ikat pinggang tersebut sesuai dengan postur tubuh mereka?

2. Rawan Terkena Hipotermia

Anak-anak di bawah usia dua tahun juga rentan terkena hipotermia, terutama jika mereka duduk di depan dalam perjalanan.

Imunitas mereka yang masih lemah membuat mereka lebih rentan terhadap perubahan suhu, dan terpaan angin selama perjalanan dapat meningkatkan risiko hipotermia.

Kondisi ini dapat mengakibatkan gejala yang serius, bahkan kematian, jika tidak diatasi dengan cepat.

BACA JUGA: Syarat Angkutan Motor Gratis Mudik Lebaran 2024 di Kereta Api Cirebon

3. Berpotensi Terkena ISPA

Perjalanan mudik dengan sepeda motor juga dapat meningkatkan risiko paparan anak-anak terhadap partikel-partikel berbahaya seperti debu, asap kendaraan, dan polusi udara. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak-anak.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News