Menaker Sebut 2,8 Juta Pengangguran di Indonesia Alami Hopeless of Job

Ilustrasi: Informasi lowongan pekerjaan di PT Es Teh Indonesia Makmur. (geralt/PIXABAY)

HALOJABAR.COM – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, menyampaikan bahwa 2,8 juta pengangguran di Indonesia mengalami ‘hopeless of job’.

Hopeless of Job merupakan kondisi di mana seseorang merasa tak mungkin memperoleh pekerjaan. Situasi ini juga membuat seseorang sudah merasa pasrah dan menyerah dalam mencari pekerjaan.

Ida menyebut hingga saat ini total pengangguran di Indonesia mencapai 8,4 juta orang, dan sebanyak 2,8 juta orang atau 33,45 persennya sudah pasrah dalam mencari kerja.

Adapun dari 2,8 juta orang tersebut, 76,9 persennya memiliki latar pendidikan rendah atau lulusan SMP ke bawah. Artinya, tingkat pendidikan maupun kompetensi yang mereka miliki diindikasikan belum mampu menunjang untuk masuk ke pasar kerja.

Menurutnya, situasi ini menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah yang dalam kaitan hal tersebut adalah Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dalam menurunkan angka pengangguran di Indonesia.

“Jadi, karena tingkat pendidikan rendah, mereka tak memiliki harapan untuk memiliki pekerjaan. Ini mengindikasikan tingkat pendidikan mereka tak mampu menyiapkan mereka memasuki pasar kerja, baik pendidikan yang rendah maupun kompetensi mereka,” beber Ida dikutip dari Investing.com.

“Generasi Y dan Z yang masuk dalam pasar kerja telah membawa nilai-nilai budaya kerja baru. Misalnya nilai work life balance, pekerjaan yang bermakna dan worktainment,” kata Ida.

Tantangan lain terkait ketenagakerjaan di Indonesia, lanjut Ida, yakni risiko mismatched yakni suatu keadaan terjadinya ketidaksesuaian antara pasokan dan permintaan akibat digitalisasi.

“Digitalisasi mendorong perubahan permintaan keterampilan kerja, pola hubungan kerja, serta waktu dan tempat bekerja yang semakin fleksibel,” ucapnya.

Untuk menjawab semua tantangan tersebut, Ida menyebut, kuncinya adalah dengan menciptakan pasar tenaga kerja yang inklusif.

“Kemenaker telah membuat kebijakan Active Labour Market Policy (AMLP) untuk menciptakan pasar kerja yang inklusif dan penurunan pengangguran,” pungkasnya.(*)

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News