HALOJABAR.COM– Musim peralihan antara musim kemarau ke musim penghujan yang saat ini terjadi di beberapa wilayah di Indonesia berpotensi dibarengi dengan rawannya terjangkit penyakit, seperti flu, batuk, diare, tifus, hepatitis, hingga demam berdarah.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jawa Barat Vini Adiana Dewi. Ia membeberkan potensi-potensi penyakit tersebut, disebabkan karena tercampurnya polisi yang ada di udara dengan air hujan.
“Diare, tifus, hepatitis dan segala macem yah, jadi hati-hati. Memang kadang air ujan itu karena polusi udaranya yah, sering menyebabkan infeksi saluran pernapasan dan infeksi pencernaan,” kata Vini Adiani Dewi kepada awak media melalui sambungan telepon, pada Kamis, 26 Oktober 2023.
Adapun dari potensi-potensi penyakit di musim peralihan ini kata Vini, yang paling mengancam adalah ancaman demam berdarah. Maka dari itu, ia mengajak seluruh masyarakat khususnya di Jabar agar mengantisipasi tempat berkembang biak nyamuk.
“Jadi sekarang lagi pergantian yah hujan, engga, hujan, engga kan gitu yah, hati-hati dengan demam berdarah jadi buat masyarakat hayu (mari) kita antisipasi yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk cepat dibersihkan,” katanya.
Hal tersebut tutur Vini, dapat diminimalisir dengan menerapkan perilaku 3 M Plus, atau Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat penampungan air, dan Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
“Jangan lupa untuk selalu melakukan 3 M Plusnya. Terus jangan lupa pantau jentik yah. Antisipasi seperti itu yang yang harus diwaspadai di musim pancaroba yah, karena DBD biasanya meningkat.
Selain itu, ketika memasuki musim hujan, penyakit yang biasa menyerang adalah flu dan batuk. Vini menjelaskan gejala-gejala tersebut langsung menyerang kepada orang dengan daya tahan tubuh yang tidak terlalu tinggi atau kebal.
