HALOJABAR.COM – Permasalahan aset lahan Pacuan Kuda di Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), hingga kini belum menemui titik terang dan masih jadi polemik antara ahli waris dan Pemda KBB.
Padahal mengacu kepada pemekaran KBB tahun 2007, maka semua aset barang bergerak ataupun tidak bergerak dari Kabupaten Bandung harus diserahkan ke KBB sehingga menjadi aset Pemda KBB.
Namun faktanya hingga 16 tahun Pemekaran KBB, lahan Pacuan Kuda yang seluas 8,8 hektare (ha) belum bisa dimanfaatkan. Bahkan ketika Pemda KBB sekadar akan memasang pelang atau melakukan pengukuran batas kerap mendapatkan resistensi.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, polemik lahan Pacuan Kuda Lembang, karena ada klaim kepemilikan ahli waris dari keluarga almarhum Oerki Oerkinah. Sementara Pemda KBB bersikukuh itu adalah lahan pemda dengan mengacu pada surat penyerahan aset.
Hal itu sesuai dengan Keputusan Bupati Bandung Nomor 030/Kep.229-Aset/2010 tentang Penghapusan Barang Milik Pemkab Bandung yang Diserahkan Dari Pemkab Bandung kepada Pemda KBB. Surat keputusan tersebut direvisi dengan Surat Keputusan Bupati Bandung Nomor 030/Kep.553-Aset/2012.
BACA JUGA: Semua Lahan Aset Pemda KBB Bakal di Pasang Pelang, Termasuk di Pacuan Kuda
Kepala Bagian Hukum Setda KBB, Asep Sudiro mengatakan, secara hukum aset lahan Pacuan Kuda adalah milik Pemda KBB. Acuannya adalah surat penyerahan aset yang diserahkan oleh bupati dan disetujui dewan di Kabupaten Bandung usai KBB jadi daerah otonomi.
Diakuinya, sempat muncul klaim dari salah seorang yang mengaku ahli waris pemilik lahan Pacuan Kuda. Bahkan saat Pemda KBB memasang pelang pengumuman bahwa tanah itu milik pemda, tidak lama berselang ada yang mencabutnya. Kendati begitu tetap lahan tersebut masih merupakan aset Pemda KBB.
