HALOJABAR.COM – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan atau Disparbud Jawa Barat berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sebagai langkah antisipasi meminimalisasi hoaks atau kabar bohong bencana di sejumlah destinasi wisata, terutama di pesisir pantai.
Kepala Disparbud Jawa Barat, Benny Bachtiar mengatakan, pada libur panjang Nataru tahun lalu, tingkat hunian hotel atau okupansi hotel menurut hingga 30 persen dengan adanya isu tsunami dan bencana alam.
Padahal, okupansi di kawasan wisata sudah mencapai 80 persen, sejak terjadinya wabah Covid-19 yang menyebabkan matinya perekonomian di sektor wisata.
“Jadi banyak yang dibatalkan padahal faktanya tidak ada hal tersebut. Ini yang coba kami antisipasi, berita-berita hoaks ini,” kata Benny Bachtiar saat dikonfirmasi, pada Sabtu, 23 Desember 2023.
BACA JUGA: Wisatawan Serbu Kawasan Lembang, Polisi Sebut Kepadatan Kendaraan Naik 25 Persen
Selain itu, koordinasi ini juga bertujuan untuk memperbaharui informasi perkembangan cuaca pada momen libur Natal dan tahun baru (Nataru) 2024.
“Kami berkoordinasi terus dengan BMKG, mana kala ada informasi-informasi yang berkaitan dengan hoaks (mengenai kondisi cuaca yang berpotensi menimbulkan bencana alam),” lanjutnya.
Menurut Benny, masyarakat harus mendapatkan pemahaman terkait kondisi cuaca terbaru yang terjadi di titik-titik rawan bencana terutama kawasan wisata.
Masyarakat yang tidak mendapatkan informasi terbaru mengenai kondisi cuaca, akan dengan mudah mendapat dampak kurang baik ketika ada informasi yang tidak benar.
BACA JUGA: Disparbud Jabar Safari Promosikan Kertajati di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
“Harus diberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa kondisi yang sebenarnya itu seperti apa yang terjadi. Karena ini (hoaks) bisa berdampak yang kurang baik juga bagi wisatawan dan masyarakat sekitar,” jelas Benny.
