HALOJABAR.COM– Nastar merupakan jenis sajian yang banyak ditemukan pada hari raya idul fitri. Selain itu jenis kue kering ini juga menjadi hidangan wajib di hari raya keagamaan lainnya, seperti natal dan lain-lain.
Adapun komposisinya terdiri dari adonan tepung terigu, mentega, dan telur yang diisi dengan selai nanas, cokelat, maupun rasa lainnya. Asal katanya dari bahasa Belanda ananas dan taart.
Ciri-ciri yang identik dengan kue nastar adalah, memiliki bentuk bulat dengan diameter sekitar 2 cm. Meskipun demikian, terdapat berbagai macam bentuk kue ini, seperti bentuk daun, labu, ketupat, gulung, dan bentuk landak.
Bagian atas nastar biasanya bagian dihiasi dengan bahan tambahan, seperti potongan kismis atau cengkih. Lalu, didalamnya terdapat selai nanas, yang membuat cita rasa nya manis dan wangi khas buah tersebut.
Selain itu, sekarang nastar juga dibuat dengan selai buah lain, misalnya stroberi, cokelat, bluberi, dan lain-lain. Nastar biasanya dihidangkan pada hari-hari raya, mulai dari natal, idul fitri, hingga tahun baru Imlek.
Saat ini, nastar banyak dijajakan di toko roti, toko kue, dan swalayan, atau pun toko daring. Kue nastar sendiri kini sudah berkembang dengan berbagai resep nastar yang bervariasi.
Asal Usul Kue Nastar
Nastar berasal dari bahasa Belanda yaitu “Ananas/ nanas” dan “Taart/tart/pie” yang artinya kue tar nanas. Kue yang digemari oleh orang Belanda dengan kue pai atau tar Eropa yang biasanya diisi dengan bluberi dan apel.
Nastar sendiri bentuknya lebih kecil dibanding pai atau tar Eropa pada umumnya. Hingga saat ini, tidak sumber pasti, siapa yang menciptakan nastar dan yang memiliki paten akan kue ini.
Sementara itu, melansir dari Indonesian Sukabumi Update, mulanya dari zaman penjajahan Belanda. Saat itu, kue nastar menjadi sebuah bingkisan bagi kaum elit orang Belanda saat akan mengunjungi keluarga di malam Natal.
