Ragam  

Danau Situ Aksan, Saksi Sejarah Pembangunan di Kota Bandung, Sempat Populer di Era Kolonial Belanda

Danau Situ Aksan tempo dulu

HALOJABAR.COM– Situ Aksan menyimpan banyak kenangan bagi warga Kota Bandung. Ibarat sebuah lemari, apabila dibuka akan keluar banyak cerita yang tak habis ujungnya. Situ Aksan nama Jalan di Kota Bandung yang dahulu sebuah danau di sebelah barat Kota Bandung. Danau ini ada sekitar tahun 1930 an hingga akhir 1980an. Dahulu, orang Belanda menyebutnya dengan nama Westerpark. Karena terhubung dengan Grote Postweg (Jalan Raya Pos, sekarang Jalan Jendral Sudirman), maka Westerpark pun disebut Westerparkweg. Saat ini Westerparkweg dikenal dengan nama Jalan Suryani.

Keberadaan danau (Situ) ini sempat menjadi daya tarik warga Bandung dan sekitarnya. Rimbunnya pepohonan dan terdapatnya beberapa satwa membuat kawasan itu semakin dinikmati warga.

BACA JUGAMengenal Jalan Asmi di Kota Bandung, Banyak Melahirkan Selebritis dan Tokoh Ternama

Jenis pohon semacam, ki hujan, waru, beringin, cangkring, huni, kopo, loa, campaka endog, geredog atau javsura, kupa, sawo, namnam atau pukih, mangga, asem, dan jamblang, adalah beberapa pohon yang terdapat di Situ Aksan. Karena asrinya alam saat itu, tak heran di tempat ini kerap diadakan berbagai kegiatan masyarakat, seperti pasar malam, taman ria, perayaan imlek, dan Cap Gomeh.

Namun, dibalik sejarah Situ Aksan, tersimpan sebuah cerita yang mungkin tak terlalu banyak diketahui masyarakat.

Situ Aksan sendiri diambil dari nama seorang pengusaha pribumi bernama H. Aksan, seorang pengusaha yang cukup terpandang. Memiliki pula hektaran sawah dan kebun karet di Nyalindung.

Dimulainya pembangunan Kota Bandung pada dekade 1882 an merubah wilayah ini menjadi sebuah kota yang berkembang. Era itu, hingga rentang waktu 1933 berbagai proyek pembangunan dilakukan Pemerintah Kolonial Belanda. Setidaknya, antara tahun 1860-1890 sudah dibangun 12 gedung.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News