Ragam  

Kadaplak, Permainan Tradisional asal Lembang yang Bertahan dari Gerusan Teknologi Modern

permainan tradisional
Sejumlah anak sedang menaiki mobil-mobilan Kadaplak yang merupakan permainan tradisional warisan dari peninggalan zaman kolonial yang coba terus dilestarikan hingga sekarang di Desa Suntenjaya, Lembang. (Adi Haryanto/HALOJABAR.COM)

HALOJABAR.COM – Permainan tradisional di kalangan masyarakat sudah banyak yang hilang tergerus kemajuan teknologi, terutama permainan game dari gadget.

Namun dari sekian banyak permainan tradisional, eksistensi Mobil Kadaplak masih coba dipertahankan oleh masyarakat di Lembang, Kabupaten Bandung Barat atau KBB.

Mobil-mobilan Kadaplak merupakan permainan tradisional khas Desa Suntenjaya, di Kecamatan Lembang, KBB, yang terbuat dari rangka bambu dan 4 roda kayu. Permainan ini bisa dimainkan oleh anak-anak ataupun orang dewasa.

Pada bagian depan Mobil Kadaplak, dibuat sistem kemudi yang dioperasikan oleh kaki pengemudi. Alat ini bergerak mengandalkan gravitasi karena tidak memakai mesin pendorong. Sehingga lintasan yang dipakai untuk permainan ini mesti menurun.

BACA JUGA: Bikin Nostalgia, Ini Beberapa Permainan Tradisional Jawa Barat yang Sudah Mulai Ditinggalkan

Permainan Mobil Kadaplak dinilai berkait erat dengan sistem tanam paksa di tanah Priangan yang digagas pemerintah Kolonial Belanda. Konon permainan tradisional Mobil Kadaplak mulai muncul di Desa Suntenjaya sekitar tahun 1938, ketika Belanda mewajibkan warga pribumi untuk menanam tembakau.

Saat itu Kadaplak dipakai oleh para anak petani Suntenjaya untuk mengangkut hasil panen daun tembakau. Kendaraan ini sangat membantu mengangkut hasil panen karena lokasi kebun-kebun tembakau berada di puncak dan lereng bukit.

“Permainan Mobil Kadaplak ini punya nilai sejarah yang kuat. Hasil pelacakan kami, ini ada sejak tanam paksa Tembakau. Waktu itu, selain dipakai permainan anak-anak, mereka juga suka pakai untuk membantu orang tuanya mengangkut daun tembakau,” terang pelestari Mainan Tradisional Kadaplak, Gunawan Azhari beberapa waktu lalu saat ditemui di Lembang.

Pada zaman dahulu, selain teh, kopi, dan kina, sejumlah wilayah Lembang dipakai menjadi pusat komoditas pertanian tembakau oleh Belanda. Masyarakat di wilayah Suntenjaya hingga perbatasan Maribaya diwajibkan membuka lahan hutan dan menanaminya dengan bahan baku rokok tersebut.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News