Kemenkes Persiapkan 5,4 Juta Telur Nyamuk Wolbachia per Pekan di Bandung

Kemenkes Wolbachia Bandung
Ilustrasi - Nyamuk wolbachia. (Pixabay)

HALOJABAR.COM – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempersiapkan kebutuhan telur nyamuk Wolbachia untuk uji coba pengendalian dengue di Kota Bandung, sebanyak 5,4 juta lebih per pekan.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan kebutuhan telur nyamuk ber-Wolbachia akan dikirim dari insektarium Universitas Gajah Mada atau Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga.

“Tahun 2024 di pekan ke-10, kasus dengue terlaporkan sebanyak 27.852 kasus dan kematian sebanyak 250 kematian. Kota Bandung merupakan kota dengan kasus dengue tertinggi di Indonesia mencapai 1.301 kasus dan kematian yang cukup tinggi, tujuh kematian,” katanya, saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu 27 Maret 2024.

BACA JUGA: Peneliti Pastikan Teknologi Wolbachia Aman, Pj Wali Kota Berharap di Bandung Berhasil

Dalam pertemuan koordinasi pilot project teknologi Wolbachia dengan Pemerintah Kota Bandung, Senin (18/3), disampaikan kebutuhan telur nyamuk ber-Wolbachia berdasarkan luas lahan Kota Bandung 129 kilometer persegi diperkirakan mencapai 5.410.000 telur per pekan.

Agar sebaran nyambuk ber-Wolbachia efektif, kata Maxi, maka dibutuhkan 20.782 titik penitipan ember yang menjadi sarang perkembangbiakan telur.

Kemenkes akan memanfaatkan citra satelit untuk memposisikan ember pada lokasi yang tepat dengan merekrut masyarakat setempat sebagai orang tua asuh pelaksanaan uji coba nyamuk ber-Wolbachia.

Sesuai panduan yang diterbitkan Peneliti Pusat Kedokteran Tropis UGM, metode pelepasan nyamuk ber-Wolbachia dilakukan menggunakan ember berisi air bersih yang tersimpan 250 hingga 300 telur nyamuk dengan angka penetasan telur sekitar 90 persen. Setiap ember diletakkan pada jarak 75 meter per segi.

BACA JUGA: Bey Sebut Penyebaran Nyamuk Wolbachia Sudah Teruji Belasan Tahun

Jumlah ember berisi telur nyamuk minimal harus mencapai 10 persen dari populasi Aedes aegypti di daerah tersebut dan penyebarannya dilakukan sebanyak 12 kali. Satu kali penyebaran diasumsikan hanya 1 persen dari populasi nyamuk.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News