HALOJABAR.COM – Pangsi merupakan salah satu pakaian adat yang berasal dari Tanah Sunda. Pakaian ini biasa digunakan oleh nenek moyang atau leluhur yang telah diwariskan secara turun-temurun hingga sekarang.
Pangsi secara awam terlihat seperti pakaian hitam dari atas hingga bawah, digunakan untuk menutupi tubuh sebagai pelindung dari cuaca, lingkungan luar, dan sebagainya.
Pakaian tradisional yang mencerminkan dari pakaian pangsi ini bisa kita lihat di Suku Baduy Banten.
Filosofi Pangsi Sunda, Pakaian Tradisional Sunda yang Syarat Makna
Pakaian ini memiliki filosofi khusus berkaitan dengan kehidupan nenek moyang kala itu.
Di kalangan masyarakat Sunda, Pangsi adalah salah satu pakaian khas adat Sunda yang merupakan warisan nenek moyang sekaligus eksistansinya perlu dilestarikan.
Baca Juga: Mengenal Ragam Pernikahan Adat Sunda yang Hilang Ditelan Zaman
Filosofi Pakaian Pangsi Sunda
Pangsi bukan hanya sekadar pakaian untuk penutup tubuh yang melindungi badan secara fisik dari kondisi cuaca dan lingkungan sekitar, tetapi pangsi memiliki filosofi khusus yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat tempo dulu di ranah Sunda.
Pada zaman dulu, pangsi juga dimaknai sebagai suatu simbol bahwa siapapun yang menggunakannya adalah orang yang linuwih atau sering disebut jagoan.
Pangesi yang dimaksud yakni kemampuan seseorang baik lahir maupun bathin yang bisa dijadikan panutan dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak orang berpendapat bahwa filosofi pangsi Sunda hanya sekadar perkiraan semata, tetapi dapat dilihat kenyataannya hingga sekarang.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Sampurasun, Istilah Salam dalam Bahasa Sunda
Terlepas dari kontroversi tersebut, makna yang terkandung tidak bertentangan dengan adat, budaya, dan agama di Indonesia sehingga filosofi dari pangsi bisa dijadikan falsafah dan tuntunan hidup dalam masyarakat.
