HALOJABAR.COM – Jawa Barat memiliki beragam budaya dan tradisi yang diciptakan dari leluhur serta nenek moyang di tanah Sunda.
Di antara beragamnya tradisi di Jawa Barat, terdapat salah satu tradisi yang mungkin orang Sunda tidak tahu, tradisi tersebut adalah Nyawang Bulan.
Nyawang Bulan merupakan sebuah tradisi leluhur masyarakat Sunda yang bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Baca Juga: Mengenl Jenis Kecapi, Alat Musik Tradisional Sunda yang Tergerus Zaman
Tradisi Nyawang Bulan di Tanah Sunda
Sekilas tentang Nyawang Bulan
Tradisi Nyawang Bulan bagi masyarakat Sunda merupakan tradisi leluhur yang digelar pada saat bulan Purnama di setiap bulannya.
Hal itu sebagai bentuk syukur kepada Sang Pencipta bahwa manusia masih diberikan kelancaran hidup bagi masyarakat Sunda dalam berbagai sektor kehidupan dari mulai perdagangan, pertanian, keamanan dan lainnya.
Bukan hanya itu keberadaan bulan purnama, diyakini sebagai penyeimbang bumi.
Tidak diketahui kapan awal mulanya tradisi ini dilakukan, tetapi yang pasti sejarah tradisi nyawang bulan ini sudah ada sejak zaman dulu, diprediksi saat masyarakat Sunda masih menganut keyakinan adat.
Baca Juga: Mengenang 8 Permainan Tradisional Desa di Jawa Barat
Waktu dan Pelaksanaan Nyawang Bulan
Nyawang bulan dilakukan biasanya pada saat bulan purnama muncul, yaitu pada pertengahan bulan, karena bulan purnama akan muncul tiap bulannya, namun setiap 3 tahun sekali terkadang suka muncul di awal bulan.
Nyawang Bulan selalu digelar di area terbuka, seperti di hutan lindung maupun di alam bebas lainnya.
Tradisi ini disertai dengan penampilan berbagai kesenian Sunda dan seni budaya lainnya.
Tentunya, kegiatan ini dilakukan dengan balutan penyatuan antara alam dengan manusia sebagai syukur atas yang telah diberikan sang Pencipta.
Baca Juga: Makna dan Filosofi Reuneuh Mundingeun, Tradisi Sunda yang Dilakukan oleh Wanita Hamil
Makna dan Filosofi Nyawan Bulan
Nyawang Bulan berarti mengetahui entitas yang menciptakan alam, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
