2. Penyakit Tanaman dan Hama
Serangan Hama dan Penyakit: Hama seperti kutu, ulat, dan penyakit tanaman seperti jamur atau bakteri dapat menghancurkan tanaman dan mengurangi hasil panen.
3. Perubahan Iklim
Perubahan Pola Cuaca Jangka Panjang: Perubahan iklim jangka panjang dapat mempengaruhi musim tanam dan panen, mengubah pola hujan, dan memengaruhi ketersediaan air.
4. Harga Pasar dan Perubahan Permintaan
– Fluktuasi Harga: Harga komoditas pertanian dapat berfluktuasi secara tajam, yang dapat mempengaruhi pendapatan petani.
– Perubahan Permintaan Konsumen: Perubahan dalam selera konsumen atau tren makanan dapat mempengaruhi permintaan pasar terhadap jenis tanaman tertentu.
5. Teknologi dan Inovasi
Ketergantungan pada Teknologi: Ketergantungan pada teknologi tertentu, seperti varietas tanaman tertentu atau sistem irigasi otomatis, dapat menyebabkan risiko jika teknologi tersebut mengalami kegagalan atau usang.
6. Manajemen Tanah dan Air
– Erosi Tanah dan Penurunan Kualitas Tanah: Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan dapat menyebabkan erosi tanah dan penurunan kualitas tanah, yang dapat mempengaruhi produktivitas jangka panjang.
– Ketersediaan Air: Ketersediaan air yang tidak terjamin, baik akibat kekeringan maupun kualitas air yang buruk, dapat menjadi risiko serius.
7. Keuangan dan Ekonomi
– Risiko Finansial: Biaya produksi yang tinggi, fluktuasi harga, dan utang yang tinggi adalah risiko keuangan yang dihadapi petani.
– Ketergantungan pada Subsidi: Bergantung pada subsidi pemerintah atau bantuan keuangan dapat menjadi risiko jika kebijakan pemerintah berubah.
8. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
Perubahan Kebijakan: Perubahan kebijakan pemerintah terkait dengan pertanian, lingkungan, atau perdagangan dapat memengaruhi kondisi usaha petani.
9. Tenaga Kerja:
Kekurangan Tenaga Kerja: Kekurangan tenaga kerja atau kesulitan dalam merekrut pekerja pertanian dapat mempengaruhi keberlanjutan operasional.