2. Prestasi akademik yang tinggi
Orang tua yang ketat seringkali menempatkan penekanan yang besar pada prestasi akademik. Mereka mungkin memonitor kegiatan belajar anak-anak mereka dengan cermat, memberikan dorongan dan motivasi yang tinggi, serta menuntut kinerja yang baik. Hal ini bisa mendorong anak-anak untuk meraih prestasi akademik yang tinggi.
3. Rendahnya kepercayaan diri
Meskipun anak-anak dari orang tua yang ketat mungkin memiliki prestasi yang baik, mereka juga berisiko mengalami rendahnya kepercayaan diri. Ketidaksempurnaan atau kegagalan dalam mencapai standar yang ditetapkan oleh orang tua dapat membuat mereka merasa tidak mampu atau tidak berharga.
4. Ketergantungan pada otoritas
Anak-anak dari orang tua yang ketat mungkin cenderung mengandalkan otoritas eksternal untuk mengambil keputusan. Mereka mungkin terbiasa dengan pengawasan yang ketat dan menganggap bahwa pendapat dan keputusan orang tua adalah yang terbaik.
5. Respon yang beragam terhadap aturan
Beberapa anak mungkin secara pasif mengikuti aturan dan mencapai kesuksesan sesuai dengan harapan orang tua, sementara yang lain mungkin memberontak atau mencoba melanggar batasan yang ditetapkan. Ini dapat menyebabkan konflik antara orang tua dan anak-anak.
6. Kurangnya keterampilan sosial
Pola asuh yang ketat dapat membatasi interaksi sosial anak-anak dan mempengaruhi perkembangan keterampilan sosial mereka. Mereka mungkin memiliki kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda, membangun hubungan interpersonal yang sehat, atau mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif.
7. Rasa aman dan perlindungan
Di sisi lain, anak-anak dari orang tua yang ketat mungkin merasa aman dan terlindungi karena adanya batasan dan pengawasan yang ketat. Mereka mungkin merasa bahwa orang tua mereka peduli dan melindungi mereka dari bahaya atau konsekuensi negatif.
