Teks Khutbah Jumat: Memahami Hikmah Peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Teks Khutbah Jumat untuk para khatib. (Makalu/PIXABAY)

Selanjutnya, khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, dengan memperbanyak ibadah dan kebajikan, serta menjauhi semua larangan-Nya. Sebab, tidak ada bekal yang lebih baik untuk dibawa menuju akhirat selain ketakwaan.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Salah satu peristiwa luar biasa yang terjadi pada bulan ini adalah Isra Mi’raj. Perjalanan yang sangat jauh dan sulit untuk digambarkan dengan akal, namun bisa Rasulullah tempuh dengan tempo waktu yang sangat singkat, bahkan akal tidak bisa menerima kenyataan itu jika tidak dilandasi dengan keimanan yang matang.

Isra adalah peristiwa ketika Allah swt memperjalankan Rasulullah dari Masjidil Haram, Makkah, menuju Masjidil Aqsha di Paletina. Sedangkan yang dimaksud dengan Mi’raj adalah peristiwa berikutnya, yaitu dinaikkannya Rasulullah melintasi lapisan-lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau pengetahuan malaikat, manusia, maupun jin. Semua itu terjadi dalam satu malam.

Berkaitan dengan hal ini, Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya, “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS Al-Isra’ [17]: 1).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Ayat tersebut menjelelaskan bahwa hikmah adanya isra mi’raj adalah Allah hendak memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada nabi. Hal itu sebagaimana dijelaskan oleh Syekh at-Thanthawi dalam kitab tafsirnya, Tafsir al-Wasith lil Qur’anil Karim, halaman 259, untuk menunjukkan betapa mulianya Nabi Muhammad di sisi Tuhannya, sekaligus untuk menambah keyakinannya dalam menyampaikan risalah dan amanahnya.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News