Ada Sambal Ganja, Inilah 9 Kuliner Khas Aceh yang Bisa Dicoba Wisatawan

Ada Sambal Ganja, Inilah 9 Kuliner Khas Aceh yang Bisa Dicoba Wisatawan
Ilustrasi Mie Aceh / Instagram @byvisjaz
  1. Sambal Ganja

Meski bernama sambal ganja, sambal yang punya nama lain asam udeung ini tidak benar-benar menggunakan ganja. Sambal khas Aceh ini diberi nama ganja, karena dipercaya akan membuat siapa pun yang mencobanya ketagihan.

Sambal ganja menggunakan udang sebagai salah satu bahan utama. Sambal ini punya cita rasa bermacam-macam, dan wangi yang unik. Rasanya bercampur dengan pedasnya cabai, gurihnya udang, dan rasa asam segar dari belimbing wuluh muda, dan aroma wangi dari daun jeruk serta serai.

  1. Keumamah Teuhep

Kuliner khas Aceh lainnya adalah Keumamah, tumis ikan kayu khas Aceh. Ikan kayu adalah ikan tongkol yang direbus, dijemur lalu ditaburi tepung.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata Aceh Terpavorit yang Wajib Dikunjungi

Seperti hidangan khas Aceh lainnya, rempah yang kaya menyatu dengan sempurna dan memiliki cita rasa yang menyegarkan.

  1. Kopi Sanger

Tidak lengkap rasanya berkunjung ke Aceh tanpa mencicipi ragam kopinya. Salah satu kopi khas yang harus dijajal adalah Kopi Sanger. Kopi ini dinamai Sanger konon diambil dari singkatan “saling ngerti” untuk memadukan kopi dan susu dengan takaran yang pas.

Dari penampilan, sepintas Kopi Sanger mirip dengan kopi susu. Namun, komposisi susu tidak dominan, dan tidak menutupi cita rasa kopi Gayo yang khas. Campuran kopi saring dan susu kental ini kemudian dikocok hingga berbusa.

Pengolahan kopinya sendiri melalui proses roasting seperti kopi pada umumnya. Aromanya kuat dan rasa kopi hitamnya pun tak terlalu asam, sehingga aman untuk lambung, terutama bagi mereka yang tidak terlalu akrab dengan kopi.

  1. Pulot

Kuliner Aceh lainnya yang juga legendaris adalah Pulot, yang merupakan cemilan khas dan biasanya digunakan sebagai pendamping saat menikmati secangkir kopi.

Pulot terbuat dari beras ketan, santan, gula dan daun pandan yang menghasilkan warna hijau.

Bahan yang sudah diolah kemudian dibungkus dengan daun pisang, lalu dibakar dengan menggunakan arang, menghasilkan rasa gurih yang unik, dan membuat kita rasanya tak cukup memakan satu saja. Tamah saboh! (Bahasa daerah Aceh untuk “tambah satu lagi!”).

***

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News