HALOJABAR.COM – Silaturrahmi merupakan salah satu ibadah yang mudah dilakukan. Di samping itu juga silaturahmi merupakan ibadah yang sangat mulia, karena kita dianjurkan untuk meneladani salah satu sifat Allah ar-Rahman (Maha pengasih).
Selain itu, silaturahmi juga dapat dimaksudkan menolong yang susah, tersenyum, bersikap ramah dan perbuatan baik lainnya.
Semua itu dilakukan untuk dapat menjalin serta menjaga hubungan antara sesama kita, begitulah makna silaturrahim.
Suatu kebahagiaan seorang manusia bisa bersilaturrahim. Dalam firman Allah dan Rosul-nya, banyak menyebutkan manfaat bagi yang melakukannya. salah satu manfaat tersebut adalah dipanjangkannya umur.
عَن ابْن شهاب أَخْبَرَنٍيْ أَنَس بْن مَالِك أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ – رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Sihab (dimana) telah menginformasikan padaku Anas bin Malik RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Barangsiapa yang suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan (sisa) umurnya, maka sambunglah (tali) kerabatnya (silaturrahmi).’ (HR Bukhari)”
Orang yang tidak silaturrahmi dunianya terasa sempit. Dengan sendirinya, ia akan merasa tidak nyaman berada dalam suatu lingkungan komunitas di sekitarnya.
Seakan-akan ia menjadi terisolasi, terasingkan dari lingkungan sekitarnya. Kenyataan seperti ini yang kemudian secara psikologi berdampak pada tumbuhnya perasaan kurang nyaman atau bahkan merasa sendirian.
Biasanya orang yang enggan mau silaturahmi mereka tidak toleran, sulit menerima keadaan orang lain, dan merasa dirinya paling benar.
Respon yang ditunjukan juga tidak mengenakan atas orang lain, bermuka masam, mengeluarkan kata kotor, mencaci, suka marah, memusuhi, dan bentuk tanggapan buruk lainnya.
Mengabaikan silaturahmi berdampak negatif bagi diri seseorang. Hubungan yang buruk, akan memicu perasaan-perasaan yang buruk juga. Ini dapat memicu hormon adrenalin dan noradrenalin dalam sirkulasi tubuh.
