Filosofi Ucing-ucingan, Permainan Tradisional Sunda yang Sarat Makna

ucing sumput
Ilustrasi - Makna dan filosofi Ucing-Ucingan dalam permainan tradisional Sunda. (Foto: Kemdikbud)

HALOJABAR.COM – Ucing-ucingan kerap menjadi istilah yang sudah tidak asing terdengar di kalangan Sunda.

Terlebih bagi generasi 90-an, ucing-ucingan menjadi permainan tradisional yang melegenda.

Ucing merupakan kata dalam bahasa Sunda untuk menyebut hewan kucing.

Banyak jenis permainan yang menggunakan kata ucing seperti ucing batu, ucing beling, ucing jidar, ucing sumput, ucing dongko, ucing guliweng, ucing hui, ucing kuriling, dan ucing-ucingan.

Meski belum ada literatur sejarah mengenai permainan tradisional tersebut, tetapi kegiatan ucing-ucingan sudah ada pada zaman dulu.

Penentuan Ucing-Ucingan

Permainan ucing-ucingan ini, biasanya dimulai dengan menentukan siapa yang menjadi ucing.

Penentuan siapa yang berperan sebagai ucing ini biasanya ditentukan berdasarkan lagu ataupun undian (misalnya hompimpah alaihum gambreng). Anak yang kalah kemudian harus menjadi ucing.

Permainan ini ucing harus memiliki kemampuan berlari dengan kencang agar mampu mengenai atau menangkap teman-temannya yang berlarian.

Permainan tersebut menuntut ucing memiliki kemampuan fisik yang kuat. Ucing harus bisa berlari kencang, teliti, dan memiliki kekuatan.

Sang ucing berusaha mendayagunakan seluruh kemampuannya agar dapat melepaskan diri dari peran ucing tersebut.

Baca Juga: Menyelisik Sejarah Ucing Sumput, Permainan Tradisional Petak Umpet di Indonesia

Peran Ucing dalam Permainan Tradisional

Peran ucing menyandang anak yang kalah dalam undian, dapat dipandang sebagai sarana untuk bangkit dari keterpurukan.

Saat ia mampu berlari kencang, teliti, memiliki strategi, dan memiliki energi tinggi, sehingga mampu menangkap atau menemukan sesuatu dari lawannya, dia dapat menanggalkan peran ucingnya.

Ia dianggap sebagai pemenang dan penakluk anak lain yang kemudian harus menjadi ucing.

Representasi Ucing dalam Dunia Nyata

Dalam konteks ini, ucing merepresentasikan sebagai sosok yang harus memiliki kemampuan gerak dan memahami lingkungan sekitarnya.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News