HALOJABAR.COM – Polusi udara adalah kehadiran zat-zat atau partikel yang merusak dalam udara yang kita hirup. Ini bisa terjadi secara alami atau sebagai hasil dari aktivitas manusia. Polusi udara dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan manusia, lingkungan, dan ekosistem.
Kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin dan diesel menghasilkan gas buang yang mengandung polutan seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), dan partikel-partikel kecil yang dikenal sebagai PM2.5 dan PM10.
Pabrik-pabrik dan fasilitas industri dapat menghasilkan polutan seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel lainnya melalui pembakaran bahan bakar fosil, proses manufaktur, dan aktivitas industri lainnya.
Bahaya Polusi Udara Bagi Kesehatan
Polusi udara memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan manusia. Paparan jangka panjang terhadap polutan udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk:
1. Gangguan pernapasan
Partikel-partikel kecil seperti PM2.5 dan PM10 yang terdapat dalam polusi udara dapat masuk ke saluran pernapasan dan paru-paru, menyebabkan iritasi, peradangan, dan gangguan pernapasan. Ini dapat memperburuk kondisi seperti asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
2. Penyakit kardiovaskular
Paparan polusi udara dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung, stroke, dan penyakit jantung koroner. Partikel-partikel polusi udara dapat memasuki aliran darah, merusak pembuluh darah, dan meningkatkan pembekuan darah.
3. Masalah pernapasan pada anak-anak
Anak-anak lebih rentan terhadap efek negatif polusi udara karena sistem pernapasan mereka yang masih berkembang. Paparan polusi udara pada anak-anak dapat menyebabkan gangguan pernapasan, peningkatan risiko infeksi pernapasan, pertumbuhan paru yang terhambat, dan masalah kesehatan jangka panjang.
4. Risiko kanker
Beberapa polutan udara yang berbahaya, seperti partikel-partikel ultrafine dan senyawa-senyawa kimia tertentu seperti benzena dan formaldehida, dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker paru-paru, kanker saluran napas, dan kanker lainnya.