Ragam  

Sejarah dan Perkembangan Fesyen di Tanah Air, dari Nusantara hingga Menjadi Indonesia

sejarah perkembangan pakaian di indonesia
Ilustrasi - sejarah perkembangan pakaian di Indonesia dan Nusantara. (Pixabay)

Sementara raja memakai mantel dari sutra, sepatu dari kulit, dan rambutnya disanggul memakai kerincingan emas.

Pada masa itu, pakaian bukan sekadar penutup tubuh, tetapi juga mencerminkan status sosial.

Hal itu digambarkan dalam relief candi. Pada relief Prambanan dan Borobudur, laki-laki dan perempuan berpakaian dengan membiarkan bagian dada terbuka. Rambutnya disanggul, diurai sebahu, atau memakai penutup kepala.

Abad 15 Masehi

Kebaya berasal dari bahasa Arab “Kaba” yang artinya “pakaian” dan diperkenalkan oleh bangsa Portugis ketika mereka mendarat di Asia Tenggara.

Kebaya dapat diartikan sebagai jenis pakaian (atasan/blouse) yang pertama kali dipakai oleh wanita Indonesia pada kurun waktu abad ke-15 atau abad ke-16 Masehi terutama oleh perempuan Jawa. Kebaya biasa digunakan bersama kain atau batik.

Namun pada zaman penjajahan Belanda, kebaya menjadi populer dikalangan wanita Belanda yang membutuhkan pakaian diiklim tropis di Indonesia.

Baca Juga: 10 Inspirasi Gaya Fashion untuk Liburan, Nyaman tapi Fashionable

Abad ke-17

Batik dikenal sejak abad ke-17 yang dilukis pada daun lontar. Saat itu motif batik didominasi oleh bentuk tanaman dan binatang.
Namun dalam sejarah perkembangannya di Indonesia motif-motif daun dan binatang beralih ke motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang dan lainnya.

Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis yang sangat terkenal hingga sekarang.

Abad ke-18

Abad ke-18, ada dua jenis kebaya yang banyak dipakai masyarakat, yaitu “kebaya Encim” yang banya dipakai perempuan keturunan Cina di Indonesia dan “kebaya Putu Baru” yaitu busana kebaya bergaya tunik pendek berwarna-warni dengan motif yang cantik.

Tahun 1920-an hingga 1930-an

Pada tahun ini, Indonesia masih di bawah kekuasaan Belanda. Oleh sebab itu, terdapat beberapa perbedaan tata busana pada orang pribumi dan orang Belanda.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News