HALOJABAR.COM– Sidang kasus suap pengadaan CCTV dan jaringan Internet Service Provider (ISP) dalam Progam Bandung Smart City, masih dalam proses pemanggilan sejumlah saksi.
Sejatinya, sudah delapan pekan sidang saksi berlangsung, semenjak sidang perdana kasus korupsi dengan terdakwa meliputi mantan Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Kadishub Kota Bandung Dadang Darmawan, dan Sekdishub Kota Bandung Khairur Rizal, pada tanggal (6/9/2023).
Teka-teki aliran uang haram dalam proyek bodong Dishub Kota Bandung ini, sedikit demi sedikit mulai terungkap. Usai para saksi membeberkan semua pengalamannya ketika terlibat dalam pusaran kasus suap Bandung Smart City.
Meskipun demikian, Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan masih akan terus membongkar kasus suap yang diduga di dalangi oleh pejabat tinggi Dishub Kota Bandung tersebut.
Salah satu anggota JPU, yakni Tony Indra dalam persidangan pada Rabu (25/10) kemarin di Pengadilan Negri (PN) Klas 1A Bandung, mengatakan masih akan menghadirkan 11 saksi untuk menuntaskan kasus suap tersebut.
Tony menyebut masih ada sejumlah hal yang belum sepenuhnya terungkap. Ini berkaitan dengan aliran dana komitmen fee setiap proyek Dishub Kota Bandung, dan kepada siapa saja uang haram tersebut mengucur.
Adapun dua orang saksi ini yakni Benny dan Andreas Guntoro selaku Direktur dan Vertical Solution Manager PT Sarana Mitra Adiguna (PT SMA). Keduanya menyebut pernah mengeluarkan uang sebesar Rp 200 juta yang diberikan kepada Sekdishub Khairur Rizal melalui anak anak buahnya.
Karena itu, Tony Indra mengatakan pihaknya masih menelusuri komitmen fee yang diwajibkan kepada semua perusahaan yang ingin mendapatkan proyek dari Dishub Kota Bandung itu, atas atensi dari mana saja.
