Waspada, Ini Modus Perampokan di WhatsApp dan Gmail

Modus Perampokan di WhatsApp dan Gmail
Modus Perampokan di WhatsApp dan Gmail. (Pixabay)

Penyerang sering kali membeli basis data email yang dicuri atau bocor dari pasar gelap digital. Mereka dapat menggunakan metode phishing atau menyisipkan malware dalam komunikasi ini, yang seringkali berakhir dengan upaya pengambilan uang dari korban dengan memasukkan rincian perbankan mereka.

4. Permintaan Data dari Pihak Berwajib

Salah satu tren terbaru pada tahun 2022 adalah permintaan data resmi yang disampaikan melalui lembaga penegak hukum palsu. Mereka meminta informasi dari penyedia layanan internet, jejaring sosial, dan perusahaan teknologi yang berbasis di AS. Permintaan ini terkadang disampaikan melalui akun email yang telah mereka retas.

Biasanya, untuk mendapatkan data dari penyedia layanan di AS, diperlukan surat perintah yang ditandatangani oleh hakim. Namun, dalam situasi yang mengancam nyawa atau kesehatan, permintaan data darurat (EDR) dapat dikeluarkan.

Penjahat siber ini akan menggunakan kasus yang masuk akal dan mengaku berasal dari lembaga penegak hukum untuk meyakinkan pihak yang diminta untuk mengungkapkan informasi korban. Ini adalah taktik yang semakin mengkhawatirkan dalam dunia kejahatan siber.

Ketika kita menjelajahi dunia digital yang penuh risiko ini, penting untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap upaya-upaya licik para penjahat siber yang berusaha merampok kita dari informasi pribadi dan aset berharga. Keamanan siber harus menjadi prioritas bagi setiap organisasi dan individu di era ini.***

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News