Beberapa Fakta Pembakaran Al-Quran di Swedia, Direncanakan Sejak Tahun 2022?

Hukum Membakar Al-Quran
Ilustrasi - Deretan fakta tentang pembakaran Al Quran di Swedia. (Pixabay)

HALOJABAR.COM – Kisruh antara Turki dan Swedia memanas setelah adanya unjuk rasa pembakaran Al-Qur’an yang dipimpin politikus sayap kanan Denmark, di kedutaan besar Turki, di Stockholm.

Aksi pembakaran kitab suci itu diikuti demonstrasi terpisah oleh aktivis Kurdi.

Sebelumnya, keanggotaan NATO bagi Swedia tertahan restu Turki. Ankara masih enggan mengizinkan negara tetangga Rusia itu untuk berlindung di bawah tameng NATO.

Namun hal itu tampak semakin mustahil, setelah Rasmus Paludan, pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Garis Keras, mengerahkan massa untuk berbondong-bondong membakar Al-Qur’an.

Rencana 2022 demi Kebebasan Berekspresi

Paludan telah merencanakan serta mengumumkan rencana pembakaran Al-Qur’an sejak jauh-jauh hari, tepatnya April tahun 2022.

Dia menyebut rancangan aksi ini degan istilah “tur” pembakaran Al-Qur’an selama bulan suci Ramadhan. Pengumumannya sempat memicu kerusuhan di seluruh Swedia.

Pun begitu saat melancarkan aksi pertamanya tahun ini. Dikelilingi polisi, Paludan membakar kitab suci dengan korek api sambil mencaci selama satu jam.

Melalui kata-katanya, ia secara sadar menyerang Islam dan imigrasi di Swedia. Sekitar 100 orang berkumpul di dekatnya untuk demonstrasi tandingan yang damai.

“Jika Anda berpikir kebebasan berekspresi itu tidak diperlukan, Anda harus tinggal di tempat lain,” kata Paludan, mengatasnamakan aksinya sebagai kebebasan berpendapat.

Dikatakan seharusnya Sabtu ini, 28 Januari, Ankara akan mengunjungi menteri pertahanan Swedia untuk mengatasi keberatan Turki terhadap keanggotaan NATO negara tersebut.

Swedia membutuhkan dukungan Turki supaya bisa masuk ke aliansi militer NATO, lantaran dibayangi ketakutan ancaman Rusia di Eropa setelah invasi ke Ukraina meletus.

Dengan adanya aksi pembakaran Al-Qur’an, Ankara membatalkan kunjungan tersebut dan memutuskan tetap menjadi batu sandungan bagi Swedia masuk jadi anggota NATO.

Tanggapan Kemenlu Turki

Kementerian luar negeri Turki segera menanggapi aksi yang mencederai SARA itu. Dalam sebuah pernyataan, ia mengecam dan mengkategorikan demo itu sebagai islamofobia mengerikan.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News