3. Salmonellosis
Tikus dapat membawa bakteri Salmonella yang dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan pada manusia. Gejalanya meliputi diare, mual, muntah, dan demam.
4. Peste
Tikus dapat menjadi reservoir bagi bakteri Yersinia pestis, yang merupakan penyebab penyakit pes. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan kutu yang hidup pada tikus dan dapat menyebabkan demam tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening, dan dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan kematian.
5. Rickettsiosis
Tikus juga dapat membawa parasit seperti tungau atau kutu yang bertindak sebagai vektor untuk menyebarkan penyakit seperti rickettsiosis. Contohnya adalah demam Q yang disebabkan oleh bakteri Coxiella burnetii, yang dapat menyebabkan demam, nyeri otot, dan gejala mirip flu.
Selain itu, tikus juga dapat menyebabkan kerusakan pada makanan, infrastruktur, dan sumber daya lainnya, serta menyebabkan alergi dan asma karena kotoran dan serpihan bulu tikus yang mengandung alergen.
Pencegahan infeksi yang ditularkan oleh tikus meliputi menjaga kebersihan dan kebersihan rumah, mengelola sampah dengan benar, mengamankan makanan, serta melakukan tindakan pengendalian tikus yang tepat jika ditemukan keberadaannya di sekitar tempat tinggal atau area yang rentan.
Jika Anda memiliki kekhawatiran atau mengalami gejala yang mencurigakan setelah paparan dengan tikus, disarankan untuk mencari perhatian medis dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan.***
