2. Noda intrinsik
Noda ini bersifat internal. Noda intrinsik dapat terjadi akibat trauma pada gigi. Benjolan keras di mulut dapat menyebabkan pendarahan saraf dan pembuluh darah di dalam gigi. Ini sangat mirip memar, tetapi di bagian dalam gigi. Penyebab lain pewarnaan intrinsik adalah beberapa obat. Meski sudah tidak umum digunakan lagi, wanita hamil yang mengonsumsi tetrasiklin dapat menodai gigi bayinya yang belum lahir secara permanen. Noda intrinsik jauh lebih sulit diobati daripada noda ekstrinsik.
Enamel tipis
Enamel adalah lapisan zat keras berwarna putih bening yang menutupi permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah. Ini adalah mineral anorganik kalsium fosfat. Enamel mendapat skor lima pada skala kekerasan Mohs, yang berarti itu adalah bahan biologis yang paling keras di dalam tubuh.
Seiring waktu, enamel mulai menipis karena keausan normal. Hal-hal lain seperti asam dan penyakit gigi juga dapat mempengaruhi enamel. Saat enamel menipis, warna dentin mulai terlihat lebih banyak, membuat gigi tampak lebih gelap. Oleh karena itu, melindungi enamel adalah salah satu kunci untuk mempertahankan kilau enamel yang awet muda.
Peralatan yang bisa dilepas
Mengenakan peralatan ortodontik seperti kawat gigi, penahan, dan sebagian lepasan dapat meningkatkan risiko noda. Peralatan ini membuat menyikat gigi dan flossing menjadi lebih sulit. Plak dan bakteri dapat bersembunyi dengan mudah di sekitar peralatan ini. Oleh karena itu, kebersihan mulut yang baik sangat diperlukan.
Tapi itu tidak selalu berarti noda tidak akan terjadi. Anda mungkin bertanya-tanya apakah produk pemutih aman digunakan dengan kawat gigi. Jawaban sederhananya adalah ya dalam banyak kasus. Banyak produk pemutih yang aman digunakan di sekitar peralatan tetap dan lepasan.
