HALOJABAR.COM – Saat ini, beberapa kota di Indonesia tengah dilanda gelombang panas. Gelombang panas menjadi masalah bagi masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis keterangan bahwa kondisi yang terjadi sejak pekan lalu ini secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari.
“Lonjakan panas di wilayah sub-kontinen Asia Selatan, kawasan Indochina, dan Asia Timur pada tahun 2023 ini termasuk yang paling signifikan lonjakannya,” ucap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulis di situs resmi BMKG.
Oleh karena itu, untuk menghindari kerusakan kulit akibat paparan panas sinar matahari, perlu mengoleskan tabir surya.
Melansir Healthnews, penggunaan tabir surya (suncream) tubuh dan wajah setiap hari penting untuk mencegah kerusakan akibat sinar ultraviolet (UV) matahari. Sinar ini menyebabkan kanker kulit dan penuaan dini. Matahari memancarkan terutama dua jenis sinar UV: UVA dan UVB.
Sinar UVA menembus lebih dalam daripada UVB, lebih banyak, dan bertanggung jawab atas kanker kulit dan penuaan. Sinar UVB bertanggung jawab atas kanker kulit dan sengatan matahari. Sinar ini ada di mana-mana di luar. Sinar UVA dan UVB menembus awan dan memantulkan air dan pasir. UVA dapat menembus kaca, seperti jendela mobil.
SPF, atau Sun Protection Factor, menunjukkan berapa banyak sinar UVB matahari yang bisa Anda dapatkan sebelum terbakar dibandingkan dengan tidak memakai tabir surya. Tabir surya dengan SPF 50 akan memungkinkan Anda berada di luar ruangan 50 kali lebih lama sebelum Anda terbakar. Itu tidak mengukur UVA.
Jika Anda biasanya dapat berada di luar selama 10 detik tanpa terbakar dan tabir surya memungkinkan Anda untuk berada di luar selama 500 detik, bagi 500 dengan 10, dan Anda mendapatkan 50. Oleh karena itu, tabir surya Anda memiliki SPF 50. Tidak ada tabir surya yang dapat memberi Anda 100% perlindungan.
